Kementerian Dalam Negeri Gaza mengklaim bahwa Israel telah menyerang gereja tertua di Gaza. Serangan ini terjadi di kompleks Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius. Serangan ini menuai banyak kritikan karena gereja tersebut digunakan sebagai tempat perlindungan bagi para pengungsi.
Serangan terhadap gereja tertua di Gaza ini terjadi pada tanggal 19 Oktober 2023 dan memiliki dampak tragis, mengakibatkan beberapa pengungsi tewas dan terluka. Saksi mata di lokasi melaporkan bahwa serangan ini tampaknya ditargetkan pada sasaran yang dekat dengan tempat ibadah. Gereja dan bangunan di sekitarnya mengalami kerusakan akibat serangan ini dan setidaknya delapan orang tewas.
Gereja Saint Porphyrius merupakan gereja tertua yang masih digunakan untuk beribadah di Jalur Gaza dan terletak di lingkungan bersejarah kota tersebut. Gereja ini juga terletak dekat dengan Rumah Sakit Al-Ahli Baptis yang menjadi target serangan Israel sebelumnya yang menyebabkan banyak korban jiwa.
Patriarkat Ortodoks Yerusalem mengeluarkan pernyataan keras yang mengutuk serangan ini, menyebutnya sebagai tindakan yang sangat tercela. Mereka juga menekankan bahwa menyerang gereja-gereja, lembaga agama, dan tempat perlindungan yang digunakan untuk melindungi warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan yang telah kehilangan rumah akibat serangan udara Israel selama 13 hari terakhir, merupakan pelanggaran hukum perang yang tidak dapat diabaikan.
Konflik antara Hamas dan Israel telah berlangsung sejak Operasi Badai Al-Aqsa dimulai oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023. Operasi ini merupakan respons dari Hamas terhadap penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur oleh warga Yahudi dan meningkatnya kekerasan pemukiman Israel terhadap warga Palestina.
Selama konflik ini, serangan udara Israel telah menyebabkan kerusakan yang signifikan, termasuk di Jalur Gaza. Rumah-rumah warga sipil, gedung perkantoran, fasilitas publik seperti sekolah dan rumah sakit semuanya terkena dampak serangan tersebut. Kedua belah pihak, Hamas dan tentara Israel, saling menyalahkan atas kematian dan kerusakan yang terjadi selama konflik ini. Hamas mengklaim bahwa serangan udara Israel menjadi penyebab kematian ratusan orang, sementara tentara Israel menyalahkan roket kelompok Jihad Islam Palestina yang tidak tepat sasaran.
Konflik antara Hamas dan Israel terus berlanjut dan memicu keprihatinan internasional atas tingkat kekerasan dan dampak kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut. Terlebih lagi, serangan Israel terhadap gereja tertua yang menyebabkan delapan orang tewas, gereja tersebut menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil.