Perang Israel di Gaza, Palestina masih berlanjut. Setelah 20 hari, kehancuran terus terlihat di wilayah Gaza. Jumlah korban terus meningkat akibat serangan udara dan serangan darat Israel. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 7.028 warga Palestina telah tewas, termasuk 2.913 anak-anak, sejak 7 Oktober. Sementara itu, militer Israel melaporkan bahwa 1.405 orang telah tewas, termasuk 308 anggota militer dan 58 anggota kepolisian.
Organisasi Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa mereka telah menerima 12 truk bantuan dari Bulan Sabit Merah Mesir, yang berisi makanan, obat-obatan, dan perbekalan medis. Hingga saat ini, sebanyak 74 truk telah diterima, namun bahan bakar belum diizinkan masuk ke Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendapat kecaman di dalam negeri. Pemimpin oposisi, Yair Lapid, mengkritik pemerintahannya dalam menangani krisis ini dan memberikan beberapa rekomendasi untuk perawatan yang lebih baik bagi warga yang dievakuasi, perlindungan keuangan yang lebih luas bagi pasukan cadangan, dan penutupan kementerian yang tidak berguna.
Sejauh ini, pasukan Israel telah menghancurkan sekitar 200.000 unit rumah di Gaza, atau lebih dari 25% wilayah yang berpenduduk di Gaza. Pasukan Israel juga menggunakan truk es krim untuk mengawetkan jenazah yang terbatas. Dengan banyaknya korban yang terbunuh, kamar mayat di seluruh Gaza kewalahan dan petugas pemakaman kesulitan mengidentifikasi dan menguburkan jenazah.
Presiden Brasil, Lula da Silva, menyebut eskalasi di Gaza sebagai genosida yang telah menyebabkan kematian ribuan anak. Warga Kibbutz Israel juga melakukan unjuk rasa untuk menuntut pengembalian tawanan mereka yang ditahan di Gaza. Tank-tank Israel juga telah masuk ke Gaza sebagai persiapan untuk invasi darat.
Jepang mendesak Israel untuk menghentikan penembakan agar bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza. Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga mengingatkan agar perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia yang tidak bersalah di Gaza tidak dihukum karena kejahatan yang dilakukan orang lain.
Kelompok militan Palestina, Hamas, menyerukan protes di seluruh dunia untuk menghentikan perang di Gaza dan membuka penyeberangan Rafah. Demonstrasi untuk mendukung Palestina juga telah meletus di seluruh dunia.