portal berita online terbaik di indonesia

Bela Gaza Muncul Dalam Kejadian Geger Tangan Berdarah, Biden Dikecam

Bela Gaza Muncul Dalam Kejadian Geger Tangan Berdarah, Biden Dikecam

Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) geger. Karena pidato Menteri Luar Negeri Antony Blinken di depan Senat diiringi dengan demonstrasi “tangan berdarah” pada hari Selasa. Para demonstran mewarnai tangan mereka dengan cat merah dan mengangkatnya saat Blinken berbicara. Beberapa teriakan terdengar, seperti “Manusia Bukan Binatang”, “Selamatkan Anak-Anak Gaza”, dan “Gencatan Senjata Sekarang”.

Spanduk juga dipamerkan dengan pesan yang sama. Dua wanita terus berteriak menentang dukungan AS kepada Israel dan kemudian diusir oleh petugas keamanan. Blinken bukan satu-satunya pejabat pemerintah Biden yang diinterupsi. Demonstran juga mengganggu Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin.

Menurut CBS News, para demonstran adalah anggota organisasi bernama CODEPINK. Beberapa anggota organisasi, termasuk veteran Angkatan Darat AS selama 29 tahun, mantan diplomat Kolonel Ann Wright, dan aktivis perdamaian David Barrows, telah ditangkap. Organisasi tersebut menyatakan bahwa tangan penonton yang diberi cat merah melambangkan darah.

Polisi Capitol AS juga mengkonfirmasi penangkapan tersebut. Sekitar 12 orang ditangkap karena melakukan protes ilegal di dalam gedung kantor Senat.

Dalam pidatonya kepada Senat, Blinken menjelaskan permintaan bantuan pemerintahan Biden sebesar US$106 miliar (sekitar Rp 1.679 triliun). Bantuan ini akan digunakan dalam berbagai perang, termasuk Ukraina dan Israel.

Blinken mengatakan bahwa bantuan tersebut merupakan “dukungan abadi” bagi negara-negara tersebut. Dari US$106 miliar tersebut, sebesar US$3,7 miliar akan didedikasikan untuk kebutuhan keamanan Israel, termasuk penguatan sistem pertahanan udara dan rudal.

Secara total, US$14 miliar akan dialokasikan untuk Israel. Sementara US$50 miliar akan digunakan untuk meningkatkan persediaan militer AS, memperkuat basis industri pertahanan dalam negeri, dan akan diinvestasikan melalui bisnis Amerika.

AS telah lama mendukung Israel. Menurut Congressional Research Service, AS telah memberikan dana sebesar US$158 miliar kepada Israel sejak Perang Dunia II, sebagian besar dalam bentuk bantuan militer.

Dalam pernyataannya pekan lalu di Tel Aviv, Biden mengaku sebagai seorang zionis dan mengakui dukungannya kepada Israel. Biden sendiri adalah penerima sumbangan terbesar sepanjang sejarah dari kelompok pro-Israel, dengan menerima sumbangan sebesar US$4,2 juta.

Dukungan AS terhadap Israel telah dikritik dalam beberapa pekan terakhir. Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, Israel telah melakukan serangan udara dan invasi darat secara berkelanjutan di Gaza. Gaza juga berada dalam blokade yang mencegah masuknya makanan, air, dan pasokan penting lainnya ke wilayah tersebut.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya ada 8.000 warga sipil yang tewas di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk banyak anak-anak dan warga sipil. Hal ini telah memicu reaksi lebih lanjut.

Sumber: CNBC Indonesia

Exit mobile version