Situasi di Gaza, Palestina semakin memburuk. Militer Israel telah mengepung daerah tersebut dengan pasukan daratnya. Namun, Amerika Serikat (AS) tidak menyerukan gencatan senjata seperti yang dilakukan oleh 120 negara di PBB pekan lalu. Sebaliknya, AS justru menyuarakan “jeda kemanusiaan dalam konflik Israel-Hamas” pada Kamis malam (2/11/2023).
Presiden Joe Biden, yang didesak oleh seorang warga dalam sebuah penampilan publik, mengatakan bahwa ia berpikir bahwa perlu adanya jeda dalam perang tersebut. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, kemudian menjelaskan apa yang dimaksud dengan jeda tersebut. Namun, AFP menegaskan bahwa ini adalah jeda yang berbeda dari gencatan senjata yang diminta secara umum.
Kirby menjelaskan bahwa “jeda kemanusiaan” tersebut bersifat sementara, terlokalisasi, dan terfokus pada tujuan atau sasaran tertentu, seperti memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk dan orang keluar. Namun, Gedung Putih menolak untuk membahas gencatan senjata secara umum, karena mereka percaya bahwa hal itu akan menguntungkan Hamas.
Perang antara Hamas dan Israel telah berlangsung hampir satu bulan, di mana Gaza, Palestina, telah dibombardir oleh Israel. Lebih dari 8.500 warga sipil Gaza tewas, termasuk 3.000 anak-anak. Banyak negara, termasuk Bolivia, Chile, Kolombia, dan Yordania, telah memutus hubungan dengan Israel sebagai protes atas kekerasan yang dilakukan terhadap warga Palestina.