Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pesan tajam tentang transisi energi. Menurutnya, banyak negara maju memberikan pendanaan yang berorientasi pada pemberian utang.
Menurut Jokowi, pendanaan dan transfer teknologi merupakan tantangan besar dalam transisi energi. Untuk menghasilkan energi bersih, diperlukan investasi yang sangat besar dan transfer teknologi.
“Ini merupakan tantangan yang sering menyulitkan negara berkembang,” kata Jokowi dalam kuliah umum di Stanford University, Amerika Serikat.
Indonesia ingin memastikan transisi energi dapat menghasilkan listrik hijau yang terjangkau oleh masyarakat. Namun, menurut Jokowi, pendanaan terkait perubahan iklim seharusnya lebih membangun dan tidak dalam bentuk utang yang memberikan beban negara miskin dan berkembang.
Di kesempatan itu, Jokowi menegaskan komitmen Indonesia dalam transisi energi. Indonesia telah menurunkan emisi sebanyak 91,5 juta ton dan menekan penurunan laju deforestasi hingga tahun 2022 mencapai 104.000 hektare. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi energi hijau mencapai 3.600 GW dari energi matahari, sungai, angin, geothermal, ombak, dan energi bio.
Presiden Jokowi juga menyebut tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung terbesar di Asia Tenggara di Waduk Cirata, Jawa Barat yang baru diresmikan pekan lalu.