portal berita online terbaik di indonesia

Posisi Netanyahu Terancam oleh Maju dan Mundurnya Keputusan politik

Situsasi internal Israel tengah memanas. Mitra koalisi sayap kanan dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tak terima dengan keputusan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza.

Tiga menteri, semuanya dari partai sayap kanan Jewish Power yang dipimpin Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, menentang kesepakatan tersebut. Sementara anggota Partai Zionis Religius yang sama-sama garis keras dibujuk untuk mendukungnya setelah adanya perdebatan sengit dalam rapat kabinet Israel pada Selasa (21/11/2023) malam.

Kesepakatan yang dicapai dengan Hamas adalah 50 wanita dan anak-anak yang disandera di Gaza akan dibebaskan sebagai imbalan atas gencatan senjata selama empat hari dan pembebasan 150 tahanan Palestina di Israel, dengan kemungkinan pembebasan lebih banyak dari masing-masing pihak.

Kesepakatan itu dibuat setelah berminggu-minggu Netanyahu vokal menentang penghentian serangan militer Israel terhadap Hamas di Gaza, di mana ada juga tekanan politik yang meningkat terhadap PM tersebut, yang melihat dukungan pemilih terhadapnya runtuh sejak pembantaian 7 Oktober oleh Hamas.

Di tengah tanda-tanda peringatan bagi Netanyahu, yang bergantung pada dukungan dari partai sayap kanan untuk tetap berkuasa, Ben-Gvir mengkritik keras kesepakatan tersebut pada hari Rabu.

“Kami tidak berhak menyetujui pemisahan mereka dan hanya sebagian saja yang kembali,” ujarnya, seperti dikutip The Guardian.

“D an kami jelas tidak dapat menerima garis besar yang menyatakan pembebasan teroris perempuan dan anak di bawah umur jika kami tidak berhasil mendapatkan kembali semua orang,” tambahnya, menambahkan bahwa gencatan senjata hanya menguntungkan Hamas.

Bocoran dari rapat kabinet menunjukkan bahwa Ben-Gvir juga mengatakan bahwa keputusan untuk mendukung kesepakatan tersebut mengancam “kerusakan generasi yang akan sangat merugikan kita”.

Namun dukungan dari Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Partai Zionis Religius, mewakili kemenangan bagi Netanyahu dan sekutu seniornya.

Dukungan terhadap kesepakatan tersebut nampaknya semakin kuat seiring dengan keputusan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan para pejabat senior di Pasukan Pertahanan Israel, serta badan intelijen dalam negeri Shin Bet yang mendukung kesepakatan, meskipun hal tersebut berarti memperlambat laju serangan.

“Para menteri Partai Zionis Religius yakin bahwa ini adalah pencapaian yang sesuai dan memajukan tujuan perang dan tidak akan merugikan mereka,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara.

“Pembicaraan seputar gencatan senjata dengan imbalan pembebasan sandera telah memperlihatkan upaya Netanyahu dan kabinetnya untuk menyeimbangkan dua kubu di internal Israel yang saling bersaing.