portal berita online terbaik di indonesia

Penurunan Ekspor Indonesia ke China di Penghujung Tahun, Apa Penyebabnya?

Penurunan Ekspor Indonesia ke China di Penghujung Tahun, Apa Penyebabnya?

Pada bulan November 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor non-migas dari Indonesia ke China mengalami penurunan. Penurunan tersebut terjadi baik secara bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy).

“Pangsa pasar non-migas ke Tiongkok turun baik secara bulanan atau tahunan,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat, (15/12/2023).

Berdasarkan data BPS, pangsa pasar ekspor non-migas dari Indonesia ke China selama November 2023 adalah 26,11% dengan nilai US$ 5,41 miliar. Angka tersebut turun 6,44% dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu Oktober 2023, dimana Indonesia mencatatkan ekspor ke Tiongkok sebanyak US$ 5,78 miliar.

Sementara itu, penurunan nilai ekspor non-migas dari Indonesia ke China secara tahunan adalah sebesar 13,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada November 2022, Indonesia mencatatkan nilai ekspor ke China sebanyak US$ 6,28 miliar.

Meskipun terjadi penurunan ekspor non-migas ke China, Indonesia masih mencatatkan kenaikan pangsa ekspor ke dua negara tujuan utama lainnya, yaitu Amerika Serikat dan India. Pangsa pasar ekspor ke India naik menjadi 9,68% pada November 2023, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 7,03% dan secara tahunan meningkat sebanyak 23,91%.

Adapun pangsa pasar ekspor dari Indonesia ke Amerika Serikat juga mengalami peningkatan secara bulanan pada November 2023. Pangsa pasar ekspor non-migas dari RI ke AS pada November adalah sebanyak 9,37%. Angka tersebut naik 6,45% secara bulanan, namun mengalami penurunan 7,49% secara tahunan.

Selain itu, BPS juga mencatat ekspor non-migas Indonesia ke kawasan Asean dan Uni Eropa mengalami penurunan secara year on year pada November 2023. Pada bulan ini, ekspor non-migas Indonesia ke Asean mencapai US$ 3,78 miliar dengan pangsa pasar sebesar 18,24%. Sementara untuk Uni Eropa mencapai US$ 1,29 miliar dengan pangsa pasar 6,21%.

“Nilai ekspor non-migas ke dua kawasan ini lebih rendah dibandingkan November tahun lalu,” kata Pudji.

Exit mobile version