Militer Israel telah memperingatkan akan pecahnya perang baru, bukan terkait dengan Gaza, Palestina, melainkan dengan Lebanon. Peringatan ini muncul setelah milisi Hizbullah terus menyerang pasukan Israel di tepi Hanita, sebuah kibbutz di Israel utara dekat perbatasan Lebanon. Dalam konfirmasinya, kelompok itu mengatakan serangannya telah menimbulkan korban.
Menurut laporan Al-Jazeera, Hizbullah telah mengklaim serangan kedua terhadap pos terdepan yang diawaki oleh tentara Israel di perbatasan Birkar Rishah yang juga dikatakan telah menimbulkan korban. Saluran televisi pro-Hizbullah al-Manar melaporkan bahwa para pejuang kelompok tersebut menargetkan empat tentara Israel di Sasa di Israel utara, yang mengakibatkan ‘korban yang dipastikan’.
Menteri Pertahanan Israel mengatakan Hizbullah akan membayar harga yang mahal. Menurutnya, perang baru bisa saja terjadi. Ia juga menegaskan bahwa Israel tidak menginginkan perang, tetapi tidak akan menahannya terlalu lama. Jika Hizbullah ingin naik satu tingkat, Israel akan naik lima tingkat.
Selain Lebanon, ketegangan juga terjadi antara Israel dan Suriah. Israel menyerang fasilitas militer dekat ibu kota Suriah, Damaskus, dan menewaskan dua orang. Israel mengklaim menargetkan anggota Hizbullah. Namun, stasiun penyiaran SANA yang dikelola pemerintah Suriah melaporkan bahwa dua tentara Suriah cedera. Israel telah menyerang wilayah Suriah sebanyak 34 kali sejak 7 Oktober, yang menewaskan 14 anggota tentara Suriah dan membuat kecaman keras dari sekutu Suriah, Rusia.
Sementara itu, sejauh ini setidaknya 18.787 orang tewas di Gaza, Senin dini hari. Sebanyak 7.729 adalah anak-anak. Dilaporkan 50.897 luka-luka dan 8.000 orang hilang. Di Tepi Barat, wilayah yang diduduki oleh Israel itu mencatat 297 orang tewas, dengan 69 di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 3.365 orang terluka. Israel sendiri merevisi data korban dari 1.405 menjadi 1.139 dengan 8.730 orang terluka.
Situasi di Gaza sangat memprihatinkan, dengan lebih dari 60% infrastruktur hancur dan lebih dari 90% penduduk mengungsi. Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina mengatakan dia belum pernah melihat bencana sebesar ini sebelumnya. Ia mengatakan apa yang terjadi di Gaza saat ini benar-benar mengejutkan.