portal berita online terbaik di indonesia

Netanyahu ‘Guncang’ Dunia Muslim dengan 9 Fakta Baru tentang Perang Gaza

Netanyahu ‘Guncang’ Dunia Muslim dengan 9 Fakta Baru tentang Perang Gaza

Serangan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat terus berlangsung, menewaskan banyak korban di kamp pengungsi Jabalia dan Nuseirat, serta menyasar rumah sakit di Gaza. Meskipun belum ada tanda-tanda gencatan senjata, situasinya semakin suram. Kamis (18/12/2023) Korban tewas menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mencapai 18.787 jiwa, termasuk 7.729 anak dan 5.153 wanita. Jumlah korban luka-luka lebih dari 50.897 orang, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 perempuan. Sementara 8.000 warga dilaporkan hilang di Gaza. Di Tepi Barat, sekitar 301 orang tewas dan lebih dari 3.365 orang luka-luka. Jumlah korban di Israel kembali direvisi, dari 1.400 menjadi 1.200 tewas dan 8.730 luka-luka. Selain itu, 66 jurnalis telah tewas sejak perang dimulai. Sebuah serangan Israel sudah terjadi di kamp pengungsi Arroub di Tepi Barat. Puluhan warga Palestina ditangkap dalam penggerebekan Tepi Barat, dan Yerusalem. Sistem air di Gaza dilaporkan sudah runtuh dan kekurangan air di Gaza menjadi serius. Anggota Doctors Without Borders, Ricardo Martinez mengatakan bahwa sistem air di Gaza telah runtuh total. Menyebutkan tanpa bahan bakar, pabrik penggilingan tidak akan berfungsi, sehingga makanan akan sulit didapat. Serangan sembarangan Israel terhadap warga Palestina berpotensi memicu konflik selama 50 tahun. Mantan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan bahwa taktik Netanyahu dapat memicu radikalisasi generasi muda Muslim di seluruh dunia. Dalam laporan baru, Human Rights Watch menuduh Israel membuat warga sipil kelaparan di Gaza sebagai metode peperangan. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengatakan akan melanjutkan kampanye kontroversial distribusi senjata selama dia masih berkuasa. Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengecam pasukan Israel atas penembakan wanita di dalam gereja di Gaza selatan. Komentarnya muncul setelah Patriarkat Latin Yerusalem mengatakan bahwa seorang ibu dan putrinya ditembak dan dibunuh di kompleks Paroki Keluarga Kudus di wilayah tersebut. Tokoh dunia mengkritik tindakan Israel dan mengecam kekerasan yang terus terjadi di kawasan tersebut.