Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024 mendatang. Menjelang berakhirnya masa jabatan tersebut, tidak sedikit masyarakat yang ingin kembali mengetahui perjalanan Jokowi sebelum menjadi Kepala Negara.
Awal karier Jokowi berawal di perusahaan kertas PT Kraft Aceh setelah menamatkan kuliahnya pada 1985. Jokowi mengaku karier di sana tak berjalan mulus dan hanya bertahan selama dua tahun karena tidak tahan dengan budaya kerja yang terkesan otoriter.
Akhirnya, Jokowi pun pulang ke Solo pada 1987 dan mencoba berbisnis di sektor kayu atau mebel dengan modal tabungan yang terkumpul dari gaji. Namun, Jokowi kembali menjadi karyawan karena perlu modal besar untuk membuka bisnis. Akhirnya, ia bekerja dengan saudaranya yang merupakan pemilik perusahaan kayu, Miyono.
Setelah mempelajari banyak hal, keberanian Jokowi untuk memulai usaha pun akhirnya muncul. Bermodal pengalaman dan pinjaman bank sebesar Rp30 juta, sosok kelahiran 21 Juni 1961 itu akhirnya mendirikan perusahaan pada 21 Februari 1988 dengan nama CV Rakabu yang berdiri di kios kecil di kawasan Kadipiro, Solo, Jawa Tengah.
Pada tahun-tahun pertama, karyawan Jokowi hanya tiga orang. Bersama Jokowi, seluruh karyawan tersebut bertugas di sektor produksi. Tak jarang, Jokowi membawa pulang pekerjaannya ke rumah hingga serbuk gergaji kayu mengudara ke seisi rumah.
Prosesnya tak mudah, begitu juga saat memasarkan barang. Kala itu, Rakabu adalah pemain kecil dan tidak ada yang mengenalnya. Terpaksa, Jokowi harus “jemput bola”. Keberhasilan inilah yang membuat bengkelnya tak pernah sepi dari suara bising gergaji. Setelah memiliki modal yang cukup banyak, Jokowi memberanikan diri ekspansi ke Jakarta pada 1990. Di ibu kota, Jokowi mendapat pesanan terbesar sejak awal Rakabu berdiri, yakni mencapai Rp60 juta.
Sejak 1991, Jokowi kerap bolak-balik Solo-Jakarta-Singapura untuk menjajakan furniture Rakabu. Dari Singapura, Jokowi kerap mendapat pesanan belasan kontainer yang berisi barang-barang kayu. Inilah yang menjadi awal mula kesuksesan Jokowi.
Dalam kurun 1994-1996, produksi mebel Jokowi melesat. Total, dia punya delapan pabrik dengan ratusan karyawan. Berkat hal tersebut, kekayaan Jokowi pun meningkat. Saat periode krisis 1997-1998 dan bisnis orang hancur, Rakabu justru makin “gacor”. Diketahui, saat itu Rakabu mulai merambah pasar Australia, Amerika, Timur Tengah, dan Asia. Sejak inilah, Jokowi mulai merasakan manisnya perjuangan berwirausaha.
Maka dari itu, tak heran jika Jokowi, pengusaha yang kini menjabat sebagai presiden, memiliki banyak harta. Dia tercatat memiliki banyak tanah, kendaraan, dan aset lain. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2023, total kekayaann Jokowi senilai Rp82 miliar.