Selama setahun terakhir, harga beras terus mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan pada tahun 2023 kenaikan harga beras hampir mencapai 20% dibandingkan dengan harga sebelumnya. Namun dapatkah harga beras kembali turun hingga ke level Rp10.000 per kg atau Rp11.000 per kg untuk beras medium?
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi berpendapat bahwa jika harga beras kembali turun ke level tersebut, petani akan menderita karena harga gabah juga akan tertekan ke bawah. Menurutnya, saat ini para petani sedang merasa senang karena harga beras yang ada memungkinkan mereka untuk bernafas sejenak dengan harga gabah yang tidak terlalu murah.
Arief menyatakan bahwa kebijakan terkait harga beras dan gabah harus seimbang antara hulu dan hilir. Ia juga menekankan bahwa dengan biaya produksi tanam padi, harga pupuk, dan biaya input yang semakin tinggi, ditambah dengan nilai tukar mata uang yang juga tinggi, membuat harga beras tidak mungkin turun ke level Rp10.000 per kg tanpa adanya subsidi dari pemerintah.
Menurut Arief, harga beras bisa turun ke level Rp10.000 per kg jika nilai tukar rupiah menguat seperti sebelumnya, dan jika perang antara Rusia dan Ukraina berangsur pulih. Namun demikian, ia juga menyoroti bahwa jika hal itu tidak dapat dikendalikan, pemerintah harus mempertimbangkan untuk memberikan subsidi, meskipun hal tersebut akan berdampak pada keuangan negara.
