Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membuka percakapan tentang kunci penyelesaian isu etnis Rohingya. Hal ini disampaikan dalam pernyataan pers tahunan di Bandung, Senin (8/1/2024).
Menurutnya, penyelesaian isu Rohingya sangat erat kaitannya dengan kondisi demokrasi di Myanmar. Hal ini telah menjadi perhatian negara-negara ASEAN.
“Demokrasi dan stabilitas di Myanmar akan menjadi kunci penyelesaian isu Rohingya, agar mereka dapat kembali ke rumah mereka secara bermartabat,” ungkapnya.
Retno mengungkapkan telah membahas isu Rohingya ini dengan Komisioner Tinggi UNHCR di Jenewa Desember lalu. Dia menekankan bahwa diperlukan kerja sama yang kuat antara negara kawasan dan badan-badan PBB untuk menyelesaikan pengungsi Rohingya.
Retno juga menyinggung masalah tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang turut memperkeruh masalah ini.
“Perpindahan lanjutan pengungsi Rohingya atau secondary movement terakhir ini diduga kuat terjadi karena kejahatan TPPO,” katanya.
Secara umum, Retno menegaskan bahwa perkembangan di Myanmar terus menjadi perhatian Indonesia.
“Selama keketuaan Indonesia di ASEAN, lebih dari 265 engagement telah dilakukan dengan stakeholders isu Myanmar untuk mendorong kemajuan implementasi 5PCs. Komitmen Indonesia untuk membantu Myanmar keluar dari krisis goes beyond our chairmanship,” katanya.