Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan signifikan hingga 500% di Kuba. BBM reguler di negeri Amerika Latin itu akan melompat dari 25 peso (sekitar Rp 6.900) menjadi 135 peso (sekitar Rp 37.329).
Kenaikan juga berlaku ke BBM premium. Harga naik dari 30 peso (sekitar Rp 8.299) menjadi 156 peso (sekitar Rp 43.158).
Pengumuman resmi disampaikan pemerintah Senin. Secara serentak harga akan naik mulai 1 Februari.
Menurut pemerintah, ini menjadi langkah terbaru guna mengurangi defisit anggaran. Namun perusahaan milik negara dan operator swasta akan dapat membeli bahan bakar “dengan harga grosir”, yang akan meningkat sebesar 50%.
“Sebagian besar tarif angkutan umum akan mempertahankan harga saat ini,” kata Menteri Transportasi Kuba Eduardo Rodriguez memperjelas kompensasi ke warga.
“Namun kenaikan besar akan terjadi pada tiket pesawat domestik dan tarif bus antarprovinsi,” tambahnya.
Langkah ini semakin memperdalam krisis biaya hidup di negara berpenduduk 11 juta jiwa itu, yang memang tengah mengalami krisis ekonomi terburuk sejak runtuhnya blok Uni Soviet pada tahun 1990 akibat pandemi Covid-19. Belum lagi, dampak pengetatan sanksi yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dalam beberapa tahun terakhir dan kelemahan struktural dalam perekonomian.
Ekonomi di negara yang dulu kaya itu, menyusut dua persen pada tahun 2023, sementara inflasi mencapai 30% pada tahun 2023. Sebelumnya, Kuba sempat menjadi salah satu negara dengan PDB per kapita tertinggi di Benua Amerika, dengan kepemilikan mobil dan telepon tertinggi, serta ikut dalam booming industri gula dan pariwisata.
“Negara ini tidak bisa mempertahankan harga bahan bakar yang merupakan yang termurah di dunia,” kata Menteri Perekonomian Alejandro Gil.
Sebelumnya pemerintah pada Senin juga mengkonfirmasi kenaikan harga listrik sebesar 25% untuk konsumen perumahan utama. Ini akibat kenaikan harga gas alam.
Harga Makanan
Kenaikan BBM otomatis membuat warga khawatir. Domingo Wong misalnya.
Untuk membeli sepuluh liter bahan bakar untuk sepeda motornya, ia mengatakan harus membayar lebih dari setengah gaji bulanannya. Ia sendiri diupah mendapat upah US$ 21 (sekitar Rp 327.000).
“Sepuluh liter itu yang saya gunakan dalam seminggu tanpa melakukan sesuatu yang istimewa,” katanya di laman yang sama.
“Hanya sehari-hari pergi bekerja, mengantar putri saya ke sekolah, mengunjungi saudara perempuan saya,” kata penjaga gedung berusia 57 tahun itu.
Hal sama juga dikatakan Rafael Olivier, 21, warga Havana. Ia yakin harga makanan akan melambung tinggi.
“Harga secara umum akan meningkat karena makanan yang kita makan bergantung pada transportasi,” katanya.
Warga lain, Javier Vega, seorang pengemudi berusia 33 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan ride-hailing, juga menunjukkan kekhawatirannya. Terutama dampaknya terhadap terhadap harga perjalanan di negara di mana angkutan umum sudah terbatas karena kekurangan bahan bakar dan suku cadang mobil itu.
Bahan Bakar Kuba Sebenarnya Murah Tapi…
Menurut ekonom Omar Everleny Perez harga bahan bakar di Kuba sebenarnya lebih murah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Tetapi, kata dia, jika membandingkannya dengan gaji di negara tersebut, harganya sangat mahal.
Gaji rata-rata orang Kuba setara dengan sekitar 40 dolar per bulan. Ini sekitar Rp 632.000.