portal berita online terbaik di indonesia

Houthi Berjanji Tidak Menyerang Kapal dari Dua Negara Ini

Houthi Berjanji Tidak Menyerang Kapal dari Dua Negara Ini

Ketegangan di Laut Merah membuat jalur perdagangan di daerah tersebut dihindari. Namun, seorang pejabat senior Houthi menjanjikan perjalanan yang aman bagi kapal-kapal Rusia dan China melalui Laut Merah.

Kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran melakukan serangan terhadap kapal-kapal komersial sebagai solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.

Dalam wawancara dengan media Rusia Izvestia, pejabat senior Houthi Mohammed al-Bukhaiti menegaskan bahwa perairan di sekitar Yaman aman bagi kapal-kapal tersebut, asalkan tidak terhubung dengan negara-negara tertentu, terutama Israel. “Sedangkan negara-negara lain, termasuk Rusia dan China, pengiriman mereka di kawasan ini tidak terancam,” katanya.

Dia juga menegaskan bahwa kelompok Houthi siap memastikan keselamatan perjalanan kapal-kapal tersebut di Laut Merah, karena navigasi bebas memainkan peran penting bagi negara mereka.

Dia juga menegaskan bahwa serangan terhadap kapal-kapal yang “berhubungan dengan Israel” akan terus berlanjut. Kelompok yang didukung Iran tersebut juga mengatakan bahwa kapal-kapal yang terkait dengan AS dan Inggris juga merupakan sasaran empuk setelah kedua negara tersebut melancarkan serangan udara di Yaman sebagai tanggapan atas serangan yang berulang kali terjadi.

Kelompok Houthi telah melancarkan sejumlah serangan di jalur pelayaran penting di sekitar Yaman sejak perang di Gaza meletus pada 7 Oktober dengan serangan berdarah Hamas terhadap Israel.

Bukhaiti membela penangkapan yang dilakukan kelompoknya pada November atas Galaxy Leader – sebuah kapal dagang yang terkait dengan seorang pengusaha Israel – sebagai “langkah pencegahan agar semua orang dapat mengikuti persyaratan kami.”

Awak kapal yang masih ditahan, “baik-baik saja, dan kami menyambut mereka dengan hangat,” tambahnya.

Meskipun kelompok Houthi bersikeras bahwa serangan mereka hanya menargetkan kapal-kapal berkebangsaan tertentu, seorang komandan Angkatan Laut AS mengatakan bahwa kapal-kapal yang terlibat sebenarnya memiliki hubungan dengan puluhan negara.