portal berita online terbaik di indonesia

Ketakutan Menular di Kalangan Jutaan Warga AS, Budaya Bertahan Hidup Semakin Merajalela

Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena persiapan terhadap bahaya ternyata semakin berkembang di antara warga Amerika Serikat (AS). Belakangan ini terlihat banyak warga yang menyiapkan diri untuk bertahan hidup di tengah ancaman bahaya politik, bencana alam, dan cuaca ekstrem.

Jumlah orang yang melakukan persiapan bahkan telah meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 20 juta sejak tahun 2017. Sebagian besar dari pertumbuhan tersebut berasal dari kelompok minoritas dan orang-orang yang secara politik dianggap sebagai kelompok kiri-tengah.

Rasa tidak aman ini semakin diperparah setelah pemilihan Donald Trump pada tahun 2016, pandemi Covid-19, cuaca ekstrem, dan protes keadilan rasial pada tahun 2020 setelah kematian George Floyd.

“Saya sangat terkejut dengan banyaknya orang kulit berwarna di sini,” kata salah satu warga AS, Brook Morgan, saat ditemui di Survival & Prepper Show di Colorado, dikutip dari Reuters, Sabtu (9/3/2024).

Fenomena ini semakin terlihat pada acara akhir pekan Survival & Prepper di Boulder County, Colorado. Lebih dari 2.700 orang dengan peserta yang beragam membayar US$10 masing-masing untuk menghadiri acara tersebut.

Para peserta dan pengelola stan mengatakan, acara tersebut mencerminkan keprihatinan jutaan orang Amerika yang tidak lagi merasa aman hanya dengan mengandalkan pemerintah atau industri swasta untuk menyediakan kebutuhan pokok, seperti listrik, air, dan makanan.

Chris Ellis, seorang peneliti dan kolonel di Angkatan Darat AS yang bekerja di bidang kesiapsiagaan dan pemulihan bencana, telah melacak pertumbuhan sikap waspada warga AS hingga 20 juta orang berdasarkan data ketahanan rumah tangga dari Badan Manajemen Darurat Federal.

Dia menjelaskan bahwa orang yang bersiap, yang dia definisikan sebagai seseorang yang dapat hidup selama sebulan tanpa dukungan dari luar, membentuk sikap tersebut berdasarkan reaksi terhadap pertanyaan “Apakah saya merasa aman?”

“Masyarakat ingin mendapatkan kembali hak pilihan mereka, rasa kendali mereka, dan melakukan sesuatu untuk mencocokkan ketakutan mereka dengan tindakan mereka,” kata Ellis.

Orang-orang yang sadar akan terjadinya perubahan iklim cenderung menanam makanan mereka sendiri dan pindah ke lokasi yang lebih “tahan iklim”. Sementara kelompok lain yang khawatir akan tindak kejahatan, sering kali adalah para penggila senjata yang diasosiasikan dengan gerakan mempersiapkan diri.

Orang-orang kaya sering kali merespons ketakutan mereka dengan membangun bunker di tempat-tempat terpencil.

Bagi John Ramey, mantan penasihat inovasi pada pemerintahan Obama, komunitas tersebut mencerminkan masyarakat Amerika secara luas dalam hal keyakinan politik dan kategori demografis.

“Satu-satunya faktor pemersatu di antara orang-orang yang bersiap saat ini adalah orang-orang yang cukup pintar untuk menyadari seperti apa dunia ini… dan mereka memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” kata Ramey.

Exit mobile version