Jakarta, CNBC Indonesia – Tanda kiamat muncul di dekat RI. Para ilmuwan memperingatkan sesuatu terjadi di Selandia Baru.
Gletser di negara tetangga tersebut menyusut lebih cepat seiring dengan semakin cepatnya pencairan es. Fenomena ini terlihat setelah lembaga iklim negara tersebut menyelesaikan ekspedisi pemantauan di Pegunungan Alpen Selatan.
Ini adalah survei garis salju tahunan yang membantu memetakan berapa banyak es yang hilang dari gletser di Selandia Baru. Secara keseluruhan, garis salju telah meningkat dan dalam beberapa tahun terakhir dikatakan peningkatan tersebut semakin cepat.
“Sehingga kita terus mengalami tren hilangnya es glasial,” kata ilmuwan Institut Nasional Penelitian Air dan Atmosfer, Andrew Lorrey dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP pada Selasa (26/3/2024).
Ia juga mengatakan banyak gletser yang dulunya besar kini tampak hancur. Ilmuwan memantau kesehatan gletser di negara tersebut selama hampir 50 tahun.
“Kami terbang ke gletser paling selatan, gletser yang belum pernah kami lihat sejak 2018,” kata Lorrey setelah melakukan perjalanan tahun ini.
“Lembaga tersebut mengatakan bahwa Selandia Baru telah mengalami tujuh tahun terpanas sepanjang dekade terakhir. Sekalipun tren ini harus dibalik, Lorrey mengatakan bahwa banyak gletser yang sudah terlalu jauh untuk diselamatkan.
“Hal ini sangat parah dan tidak hanya terjadi di Selandia Baru namun juga di seluruh dunia,” ungkapnya.
Gletser Selandia Baru unik karena banyak di antaranya dapat diakses oleh wisatawan. Gletser Franz Josef dan Gletser Fox termasuk di antara daya tarik wisata paling menguntungkan di Selandia Baru.
“Pesannya tetap sama: kita harus mengatasi masalah peningkatan gas rumah kaca jika kita ingin menyelamatkan gletser kita agar tidak mencair,” tegasnya.
[Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Penampakan Brazil bak ‘Neraka’ Dihantam Cuaca Panas Mendidih
(sef/sef)