Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan Israel di Damaskus pada awal pekan ini telah menyebabkan kematian para komandan tinggi Iran. Perdana Menteri Israel juga secara terang-terangan menyatakan siap berperang melawan Iran.
Dilansir dari Reuters, Netanyahu mengatakan bahwa Iran telah melakukan serangan terhadap Israel secara langsung maupun melalui pihak proksi selama bertahun-tahun. Hal ini membuat Amerika Serikat (AS) siap menghadapi ancaman serangan massif dari Iran dalam waktu dekat. Informasi yang diterima menyebutkan bahwa Iran akan menyasar aset-aset Israel atau AS.
Israel dan AS mempercayai bahwa serangan Iran bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Presiden AS Joe Biden sudah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (4/4) untuk membahas topik ini. Hingga Jumat (5/4), kedua pemerintahan tersebut belum mengetahui kapan dan bagaimana Iran akan melakukan serangan balik.
Serangan langsung Iran terhadap Israel dianggap sebagai skenario terburuk yang dipersiapkan oleh pemerintahan Biden. Hal ini dapat memicu eskalasi konflik yang lebih besar di Timur Tengah, hingga memperluas konflik menjadi regional yang lebih luas.
Serangan tersebut juga dinilai sebagai upaya Israel untuk memperluas dominasi serta menunjukkan keberhasilannya dalam mengatasi kegagalan sebelumnya. Serangan ini tidak hanya menyasar individu, tetapi juga menjadi tanda ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah.
AS juga telah memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan Israel di Damaskus sebagai alasan untuk menyerang aset dan personel AS. Iran juga telah menanggapi peringatan tersebut dan menyatakan agar AS tidak terlibat dalam konflik yang sedang terjadi.
Itulah ringkasan mengenai konflik terkini antara Israel dan Iran yang menyebabkan ketegangan di Timur Tengah.