Pasukan Israel membelot dan ‘mengibarkan bendera putih’ di Gaza. Menurut laporan media Israel Channel 12, sekitar 30 anggota Pasukan Pendudukan Israel (IOF) membelot dan menolak untuk mematuhi perintah invasi darat di kota Rafah, Gaza.
Mereka dari kompi pasukan terjun payung cadangan yang tergabung dalam Brigade Pasukan Terjun Payung reguler. Mereka awalnya menerima perintah untuk mempersiapkan aksi di Rafah, namun kemudian memberitahu atasan mereka bahwa mereka tidak sanggup melakukannya lagi.
Pejabat Angkatan Darat Israel mengatakan bahwa mereka tidak akan memaksa personel cadangan untuk ikut serta dalam invasi, namun penolakan mereka menunjukkan berkurangnya pasukan cadangan setelah bertempur berbulan-bulan.
Channel 7 Israel melaporkan bahwa lebih dari seratus perempuan wajib militer di Israel menolak menjadi tentara pengintai di dekat garis pemisah dengan Gaza. Bagian dari serangkaian penolakan yang terjadi di unit tersebut.
Mantan kepala Direktorat Operasi IOF Israel, Ziv, menyatakan bahwa penolakan terhadap serangan militer di Rafah adalah wajar karena tidak ada rencana tata kelola pasca operasi. Ia mengklaim bahwa invasi Rafah memiliki risiko yang tinggi, lebih tinggi dari yang dilakukan IOF di Gaza sebelumnya.
Netanyahu berjanji untuk melancarkan serangan ke Rafah di Gaza selatan. Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan masuk ke Rafah untuk menghancurkan batalion Hamas di sana, terlepas dari apakah kesepakatan gencatan senjata untuk sandera tercapai atau tidak.
Pemerintahannya dihadapkan pada tekanan untuk tidak melanjutkan kesepakatan yang dapat mencegah invasi ke Rafah. Netanyahu dihadapkan pada tuntutan agar menyerang Rafah dari anggota kabinet garis keras.
[Video CNBC]
Artikel Selanjutnya:
9 Update Perang Gaza: AS Tolak Israel-Proposal Damai Mesir
(luc/luc)