Jakarta, CNBC Indonesia – Media asing tiba-tiba menyoroti Ganjar Pranowo. Hal ini terkait dengan pernyataannya bahwa ia tidak akan bergabung dalam pemerintahan pemenang pemilihan presiden (pilpres) 2024, Prabowo Subianto.
Setidaknya, media Singapura, Channel News Asia (CNA) telah membahas hal ini. Mereka membuat artikel khusus dengan judul “Former Indonesian presidential candidate Ganjar says will not join incoming Prabowo administration.”
“Calon presiden Indonesia yang gagal, Ganjar Pranowo, telah menegaskan kembali bahwa ia tidak akan bergabung dengan pemerintahan mantan saingannya, Prabowo Subianto,” tulis media tersebut seperti yang dikutip pada Rabu (8/5/2024).
Menurut laporan, Ganjar menyatakan bahwa ia ingin mempertahankan pengawasan terhadap pemerintahan yang akan datang. Dia juga menjelaskan bahwa menjadi bagian dari oposisi adalah pilihan yang tepat baginya dan cara yang paling efektif untuk mengawasi pemerintah.
Ganjar juga mendorong para pendukungnya untuk tidak mengkritik siapa pun dalam pemerintahan. Dia menegaskan bahwa parlemen harus menjadi platform yang tepat untuk menyampaikan kritik dan membantu memberikan pengawasan yang efektif terhadap pemerintah.
Selain itu, mantan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar, Mahfud MD juga disorot. Mahfud MD memiliki komitmen dalam memajukan demokrasi melalui berbagai platform, termasuk melalui partai dan gerakan politik. Dia berencana untuk terus mengajar di universitas untuk memperbaiki apa yang dianggapnya sebagai kelemahan dalam sistem hukum saat ini.
Sebelumnya, Ganjar juga menyatakan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang merupakan partainya, kemungkinan akan mengambil peran oposisi di parlemen. Hal ini terlihat dari pernyataan yang baru-baru ini dibuat oleh ketua partai tersebut, Megawati Soekarnoputri.
(Artikel ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang tertera dalam artikel aslinya)