Dua pejabat PBB yang berbasis di Lebanon memberikan peringatan keras, perihal ancaman ‘nyata’ perang besar antara Hizbullah dan Israel. Ancaman itu bisa pecah apabila pertempuran lintas batas terjadi kesalahan perhitungan.
Peringatan pada hari Sabtu datang dari koordinator khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, dan kepala pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, Aroldo Lazaro.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan mereka “sangat prihatin” atas bentrokan baru-baru ini di sepanjang perbatasan selatan Lebanon. “Bahaya kesalahan perhitungan yang menyebabkan konflik yang tiba-tiba dan lebih luas sangatlah nyata,” kata kedua pejabat tersebut dilansir Al Jazeera.
Mereka mendesak semua pihak untuk menghentikan aksinya dan berkomitmen untuk mengupayakan solusi politik dan diplomatik.
Asal tahu saja, Hizbullah meluncurkan serangan roket dan drone terbesar ke arah Israel sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober. Hal ini terjadi ketika Israel meningkatkan serangannya terhadap komandan dan infrastruktur Hizbullah di Lebanon selatan.
Selama delapan bulan, Hizbullah berjanji akan melanjutkan serangan terhadap Israel utara untuk menarik pasukan Israel menjauh dari perang di Gaza. Meskipun terjadi pasang surut di berbagai waktu, serangan lintas batas masih terus terjadi.
Namun peningkatan pertempuran baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kekerasan bisa saja meluas. Pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji memulihkan keamanan di sepanjang perbatasan “dengan satu atau lain cara”.
Para menteri sayap kanan di kabinetnya telah melangkah lebih jauh, dengan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir menyerukan perang langsung dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyerukan invasi darat.
Pada hari Selasa, serangan di desa Jouaiya di Lebanon selatan menewaskan komandan lapangan Taleb Abdallah, yang dianggap sebagai anggota Hizbullah paling senior yang tewas selama delapan bulan permusuhan.