Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengungkapkan potensi penambahan beban Pertamina sebagai BUMN yang mendapat penugasan dalam penyaluran BBM subsidi. Hal ini disebabkan oleh kondisi kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti oleh pelemahan Rupiah dan penurunan produksi migas dalam negeri.
Saat ini subsidi BBM jenis Pertalite sudah mencapai Rp2.500 per liter dengan target subsidi mencapai 31 juta kiloliter. Subsidi BBM yang masih diperlukan ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, dan mengurangi beban korporasi seperti Pertamina. Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan peningkatan produksi migas dan penyaluran subsidi BBM yang tepat sasaran.
Dalam upaya untuk mengarahkan subsidi BBM kepada yang tepat, Peneliti Center of Food, Energy and Sustainable Development INDEF, Dhenny Yuartha menyebutkan pentingnya merevisi Perpres yang membatasi penggunaan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) sebagaimana yang diatur dalam Perpres No. 191 Tahun 2014 yang telah mengalami tiga kali revisi terakhir melalui Perpres No. 117 Tahun 2021.
Revisi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap subsidi BBM dan membantu penghematan APBN.
Bagaimana dampak kenaikan harga minyak mentah di tengah pelemahan Rupiah? Apa solusi yang dibutuhkan untuk mengatasi kondisi ini? Untuk informasi lebih lengkap, simak dialog antara Bramudya Prabowo dengan Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, dan Peneliti Center of Food, Energy and Sustainable Development INDEF, Dhenny Yuartha dalam acara Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 25/06/2024).
Saksikan live streaming program-program CNBC Indonesia TV lainnya di sini.