Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan dunia tengah dilanda tiga krisis lingkungan atau triple planetary crisis.
Adapun ketiga krisis tersebut adalah perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta kehilangan keanekaragaman hayati.
“Dampak perubahan iklim di Indonesia berpotensi menimbulkan banyak kerugian,” kata Suharso dalam acara Green Economy Expo, di Jakarta Convention Center, baru-baru ini.
Soeharso menilai, perubahan iklim ditaksir telah merugikan negara hingga Rp 544 triliun pada periode 2020-2024. Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan ini menyebabkan beberapa wilayah berisiko tenggelam, seperti sebagian wilayah Demak dan Pekalongan karena naiknya permukaan laut.
“Kita saksikan di Pekalongan yang sering kena banjir rob, ada jembatan sudah dibangun ambruk, dibangun lagi ambrol lagi,” katanya.
Begitupun di Kalimantan Selatan, Suharso mengatakan banjir kerap terjadi di hulu Sungai Barito. Sementara itu, kekeringan dan krisis air telah melanda di 2.700 hektare lahan pertanian di Indonesia.
Suharso melanjutkan banyaknya polusi, seperti sampah juga menjadi masalah krisis lingkungan saat ini. Dia memperkirakan hampir seluruh tempat pembuangan akhir sampah akan penuh pada 2028.
Tempat pembuangan akhir sampah atau TPA merupakan lokasi akhir penempatan sampah-sampah. Di Indonesia, salah satu yang paling terkenal adalah TPA Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat.
“Pada 2028 diperkirakan hampir seluruh tempat pembuangan akhir sampah akan penuh jika kita tak melakukan apapun,” kata dia.
“Ancaman keanekaragaman hayati juga terus terjadi akibat ketidakseimbangan ekosistem,” tutur Suharso.
Karena itu, Suharso mengatakan keadaan triple planetary crisis ini memaksa Indonesia untuk melakukan transformasi. Transformasi itu, kata dia, salah satunya di bidang perekonomian.
“Triple planetary crisis ini memaksa kita untuk melakukan transformasi, strategi transformasi itu telah disusun dalam rangka Rencana Jangka Panjang Nasional 2025-2045,” kata dia.