portal berita online terbaik di indonesia

Biden Umumkan Bantuan Senjata Baru NATO ke Ukraina, Perang Semakin Intens

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan komitmen baru untuk membantu Ukraina memperkuat pertahanan udaranya melawan Rusia. Hal ini disampaikannya dalam pidato untuk memperingati ulang tahun NATO ke-75.

“Putin tidak menginginkan apapun kecuali penaklukan total Ukraina, untuk mengakhiri demokrasi Ukraina,” kata Biden pada Selasa (9/7/2024), seperti dikutip CNBC International.

“Bantuan tersebut akan mencakup baterai dan komponen baru untuk sistem rudal Patriot, yang disumbangkan oleh AS, Jerman, Rumania, Belanda, dan mitra lainnya. Italia akan menyumbangkan sistem rudal SAMP-T tambahan.”

Biden juga mengatakan bakal ada lebih banyak pasokan pertahanan udara yang akan didistribusikan ke Ukraina dalam beberapa bulan mendatang.

Pengumuman tersebut muncul setelah dua tahun lebih invasi Ukraina yang dipimpin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Perang ini telah menjadi titik pertikaian di Capitol Hill karena para anggota parlemen masih terbagi terkait menyediakan dana untuk pertahanan Ukraina.

Di sisi lain, pidato Biden pada Selasa adalah kesempatan lain baginya untuk meredakan kekhawatiran Demokrat tentang pencalonannya pada tahun 2024, menyusul penampilan debatnya yang buruk melawan mantan Presiden Donald Trump pada Juni lalu.

Sejak itu, keretakan muncul di dalam Partai Demokrat karena beberapa anggota parlemen, donor, dan ahli strategi secara terbuka mendesak Biden untuk mundur dari kontestasi dan mengizinkan calon baru untuk maju.

Meskipun beberapa Demokrat tetap bungkam tentang kekhawatiran mereka tentang kemungkinan terpilihnya presiden, banyak yang secara terbuka menyatakan bahwa pertemuan puncak NATO minggu ini disertai dengan tekanan tambahan mengingat keraguan akan terpilihnya kembali presiden.

Pertemuan puncak tersebut merupakan contoh tepat waktu tentang meningkatnya kecemasan Demokrat tentang kekalahan dari Trump pada November. Mantan presiden tersebut mengatakan bahwa ia akan mempertimbangkan untuk menarik AS keluar dari aliansi militer beranggotakan 32 negara jika ia memenangkan masa jabatan kedua.

Sejak kegagalannya dalam debat pada tanggal 27 Juni, Biden telah beberapa kali tampil di depan publik untuk mencoba dan memulihkan kepercayaan pada pencalonannya, termasuk wawancara selama 22 menit dengan ABC News pada Jumat lalu. Sejauh ini, penampilannya di depan publik belum menghilangkan kekhawatiran Demokrat.