Produsen mobil Jepang merasa khawatir dengan perkembangan pesat mobil listrik dari China. CEO Sony Honda Mobility, Yasuhide Mizuno, mengatakan perusahaan Jepang harus berinovasi lebih cepat agar tidak menjadi ‘pengikut’ dari pabrikan China. Mizuno mengungkapkan perusahaan Jepang perlu mengubah budaya korporat yang konservatif dan mencari terobosan dalam proses manufaktur untuk tetap bersaing dengan China.
Perusahaan mobil China telah melampaui Jepang sebagai eksportir mobil terkemuka, terutama dalam segmen kendaraan listrik. Mizuno mengakui kekhawatirannya terhadap kecepatan implementasi dan eksekusi pesaing China. Perusahaan Jepang dinilai terlalu takut dan lambat dalam berinovasi, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk meluncurkan produk baru ke pasar.
Honda memiliki target untuk mengganti seluruh mobil bensin dengan listrik pada 2040, namun masih tertinggal dari pesaing China. Honda bermitra dengan Nissan untuk mengembangkan kendaraan listrik guna bersaing dengan model canggih namun terjangkau dari China. Sony-Honda Mobility didirikan dengan tujuan menggabungkan kekuatan manufaktur mobil Honda dengan keahlian perangkat lunak dan hiburan Sony.
Mizuno mengatakan kompetitor China bergerak lebih cepat dari perkiraannya, didorong oleh subsidi pemerintah dan insinyur handal dari Jepang, Eropa, dan AS. Pengembangan dan peluncuran mobil listrik China hanya membutuhkan 18 bulan, sementara di Jepang bisa hingga dua kali lipat. Mizuno menekankan pentingnya agar perusahaan Jepang bersaing langsung dengan pesaing China.
Salah satu mobil yang disiapkan Sony Honda Mobility adalah Afeela, mobil premium yang menunjukkan perangkat lunak dapat dimasukkan dalam proses manufaktur. Mizuno menegaskan agar perusahaan Jepang tidak puas setelah AS meningkatkan tarif kendaraan listrik China. Meski ada perlambatan dalam pertumbuhan kendaraan listrik, Mizuno optimis penjualan mobil listrik akan mendominasi pasar pada 2035.
Sony diharapkan mendapat manfaat dari kerja sama ini dengan meningkatkan penjualan sensor gambar dan mendekatkan diri pada manufaktur mobil. Meskipun banyak yang mempertanyakan manfaat Honda dari kemitraan ini, Mizuno yakin keahlian pengembangan perangkat lunak dari insinyur Sony akan menjadi senjata baru dalam proses pengembangan mobil.