Kelompok milisi Hizbullah menembakkan ratusan roket ke Israel yang mengakibatkan kebakaran hutan di Dataran Tinggi Golan pada Kamis (1/7). Kekhawatiran munculnya perang regional kembali meningkat setelah sebuah proyektil jatuh di lapangan sepak bola di komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Insiden ini menewaskan 12 anak-anak dan orang muda serta melukai 30 lainnya. Hizbullah membantah bertanggung jawab atas proyektil tersebut, tetapi Israel menyalahkan kelompok Lebanon atas serangan mematikan pada Sabtu (27/7) tersebut. Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan beberapa lokasi Hizbullah di seluruh Lebanon dan mengatakan kelompok bersenjata itu telah melewati “garis merah” dan akan “membayar harga yang mahal”.
Militer Israel mengklaim bahwa mereka menemukan bukti di tempat kejadian yang menunjukkan roket Falaq-1 buatan Iran jatuh di lapangan sepak bola. Dikatakan bahwa seorang komandan Hizbullah mengarahkan serangan dari lokasi peluncuran di Shebaa di Lebanon selatan. Hizbullah segera mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka “dengan tegas menyangkal” berada di balik serangan tersebut. Kelompok tersebut secara sistematis mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap posisi Israel setiap hari, dan melaporkan telah melancarkan 12 serangan pada Sabtu. Situs web berita Axios yang berbasis di AS mengutip seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pejabat Hizbullah telah memberi tahu PBB bahwa yang menghantam lapangan sepak bola adalah proyektil pencegat antiroket Israel. Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan ada “setiap indikasi” bahwa Hizbullah berada di balik serangan roket tersebut.
Militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon pada malam hari, tetapi itu adalah serangan rutin yang telah menjadi fenomena harian selama beberapa bulan terakhir. Keputusan tentang bagaimana menanggapi insiden Majdal Shams akan diambil pada Minggu nanti, ketika kabinet keamanan Israel bersidang. Omar Baddar, seorang analis politik Timur Tengah, mengatakan yakin ini “hampir pasti sebuah kecelakaan”, terlepas dari siapa yang bertanggung jawab atasnya. Iran memperingatkan Israel agar tidak melakukan “petualangan baru” apa pun sembari menyebut insiden Majdal Shams sebagai “skenario yang dibuat-buat” yang dirancang untuk mengalihkan perhatian dari lebih dari 39.000 warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan bahwa tanggapan militer Israel akan semakin mengguncang kawasan tersebut dan mengobarkan api perang.