Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) memproyeksikan produksi batu bara di Indonesia pada tahun 2024 ‘hanya’ mencapai 850 juta ton. Hal ini tentunya di bawah target produksi batu bara dalam negeri tahun 2024 yang dipatok sebesar 922 juta ton.
Deputi Jenderal Sekretaris APBI, F Hary Kristiono mengatakan, proyeksi produksi batu bara dalam negeri yang mencapai 850 juta ton tersebut mempertimbangkan realisasi produksi batu bara dalam negeri pada tahun 2023 lalu yang lebih rendah yakni di level 775 juta ton.
“Kita produksi akan di 922 (juta ton) target dari pemerintah. Tapi melihat tahun lalu kita hanya mampu di 775 juta (ton). Jadi bayangan saya mungkin di 840-850 (juta ton). Tidak akan sampai even di 900 (juta ton),” ujar Kristiono kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Kamis (29/8/2024).
Kristiono menilai, salah satu yang bisa menjadi hambatan tidak tercapainya target produksi batu bara tahun ini adalah karena revisi analisis dampak lingkungan (Amdal) yang dinilai terlalu berlarut-larut. “Karena memang banyak kita dari daerah ke pusat sehingga terjadi penumpukan antara yang di pusat,” beber Kristiono.
Faktor lainnya, karena ‘rebutan’ ketersediaan alat berat dengan jenis mineral lainnya seperti alat berat untuk nikel.
“Memang alat berat yang kecil-kecil itu kebanyakan ada di nikel, pertambangan nikel yang besar-besar biasanya ada di pertambangan batu bara. Tapi kita tetap perlu alat kecil untuk support sehingga ini ketersediaan alat berat menjadi concern,” tambahnya.
Terakhir, kata Kristiono, negara China dan India yang lebih banyak memproduksi batu bara dalam negeri itu sendiri sehingga mengurangi jumlah impor di negara tersebut.
“China dan India itu produksinya (batu bara) naik. India akan lebih di, memang targetnya adalah 1 miliar (ton) tapi mungkin di angka 900-an (ton). Kemudian China itu sudah di 4,4 miliar ton.,” tandasnya.
Asal tahu saja, berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara dalam negeri saat ini sudah mencapai 518,47 juta ton.