Jakarta – Pada pelantikan historis Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk periode 2024–2029, sejumlah VVIP, termasuk kepala negara, perdana menteri, dan wakil presiden, hadir untuk menyaksikan acara tersebut. Acara tersebut dihadiri oleh 19 pemimpin dunia dan 15 utusan khusus, termasuk Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, dan Wakil Presiden Tiongkok Han Zheng.
Khairul Fahmi, seorang analis dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), menyatakan bahwa pelantikan Prabowo sebagai presiden ke-8 Indonesia melambangkan babak baru dalam diplomasi global Indonesia.
“Kehadiran pemimpin regional dan global di Jakarta untuk pelantikan ini mencerminkan pengakuan yang signifikan terhadap kepemimpinan Prabowo,” kata Fahmi dalam wawancara di Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa kedatangan delegasi dari negara-negara besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat bukan hanya sekadar pengakuan formal terhadap kemenangan Prabowo dalam pemilu, tetapi juga indikasi potensi Indonesia sebagai mitra strategis dalam mengatasi tantangan global.
“Acara ini merupakan manifestasi dari diplomasi yang telah dirintis Prabowo selama bertahun-tahun, yang telah membina hubungan yang kuat dengan pemimpin dari banyak negara,” tambah Fahmi.
Ia juga mencatat bahwa kehadiran pemimpin-pemimpin global ini melambangkan harapan untuk kerja sama lebih dalam dalam politik, ekonomi, dan keamanan di bawah kepemimpinan Prabowo.
“Saya yakin hal ini mencerminkan kepercayaan mereka bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia akan memainkan peran yang lebih aktif dalam membentuk arsitektur keamanan regional dan global,” lanjut Fahmi.
Fahmi menyoroti pendekatan “personal” Prabowo dalam diplomasi dengan pemimpin dunia kunci, merujuk pada kunjungannya ke Tiongkok, Jepang, dan Turki sebagai contoh komitmen untuk menjaga hubungan internasional yang erat.
“Kehadiran para pemimpin dunia ini di Jakarta adalah pengakuan bahwa di bawah Prabowo, Indonesia bukanlah pemain minor tetapi kekuatan yang harus diperhitungkan,” ujar Fahmi.
Ia juga menekankan bahwa kedatangan para pemimpin ini juga menandakan keyakinan pada potensi Indonesia untuk memimpin di wilayah ini, khususnya dalam mengatasi isu-isu strategis penting seperti keamanan maritim, perubahan iklim, dan memperkuat kerja sama ASEAN.
“Pelantikan ini menandai titik awal yang signifikan untuk membangun dukungan dan kerja sama internasional,” katanya.
Fahmi menyimpulkan dengan optimisme tentang masa depan Indonesia di panggung dunia di bawah kepemimpinan Prabowo, percaya bahwa ini hanyalah awal dari sebuah perjalanan di mana Indonesia akan mengokohkan peran sebagai mitra global strategis.
“Lima tahun mendatang akan melihat Prabowo memperkuat diplomasi Indonesia, menempatkan negara sebagai mitra strategis. Pelantikan ini adalah awal dari perjalanan panjang, dan dunia siap menyaksikan bagaimana Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo akan mencatatkan prestasinya di panggung internasional,” demikian Fahmi menyimpulkan. (RR)