PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Bank Indonesia (BI) memperluas pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) untuk cofiring di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dengan tujuan mengurangi konsumsi batubara pada PLTU sesuai konsep waste to energy. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan kolaborasi ini sebagai dukungan terhadap transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060. LRUK digunakan sebagai bahan campuran energi primer PLTU, membantu mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi di Indonesia.
Kerjasama antara PLN Indonesia Power dan BI ditandai dengan penandatanganan kesepakatan oleh Edwin Nugraha Putra dan Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Marlison Hakim. LRUK dijadikan bahan campuran energi primer PLTU melalui program cofiring, yang telah diterapkan pada 20 unit PLTU pada tahun 2024. Rencananya, kerjasama ini akan diperluas ke seluruh wilayah kantor Bank Indonesia dan seluruh PLTU milik PLN Indonesia Power di masa mendatang.
Pemanfaatan LRUK sebagai energi primer juga telah dilakukan di beberapa PLTU, seperti PLTU Jawa Tengah 2 Adipala, PLTU Bengkayang, dan PLTU Asam-Asam. Bank Indonesia menekankan komitmennya pada prinsip Go Green dalam pembuatan uang, sehingga bekerjasama dengan PLN Indonesia Power merupakan langkah tepat dalam menjaga lingkungan. Kerjasama ini diharapkan dapat membantu dalam mendukung transisi energi yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan inovatif di Indonesia.