Krisis Thailand: Tanda-tanda dan Wawasan Terbaru

Dalam bulan Oktober 2024, berita mengenai pelemahan ekonomi Thailand menjadi sorotan utama di CNBC Indonesia. Federasi Industri Thailand melaporkan bahwa produksi mobil di negara tersebut mengalami penurunan yang signifikan, dengan angka turun mencapai 25,48% dibanding tahun sebelumnya. Penjualan mobil domestik juga menurun drastis hingga 37,11% pada bulan September. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil di mitra dagang Thailand serta dampak konflik di Timur Tengah.

Thailand dikenal sebagai pusat produksi mobil terbesar di Asia Tenggara dan sebagai basis ekspor untuk produsen mobil terkemuka seperti Toyota dan Honda. Meskipun pertumbuhan ekonomi Thailand mengalami peningkatan pada kuartal kedua tahun 2024, namun angka ini masih di bawah prediksi Kementerian Keuangan yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,7% untuk tahun tersebut. Selain itu, tingginya tingkat utang per rumah tangga di Thailand juga menjadi perhatian, dengan rata-rata utang mencapai 606.378 baht (sekitar Rp 276 juta), yang merupakan angka tertinggi sejak survei dimulai pada tahun 2009.

Federasi Industri Thailand telah memangkas target penjualan kendaraan domestiknya untuk tahun tersebut, mencerminkan tantangan ekonomi yang dihadapi negara tersebut. Meskipun begitu, upaya untuk menguatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan tetap menjadi fokus utama Thailand dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.

Exit mobile version