Pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai level di atas 5% untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 yang diharapkan Presiden Prabowo Subianto. Direktur Big Data Indef, Eko Listiyanto, bahkan menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia idealnya harus mencapai 5,5% untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% empat tahun ke depan. Ini dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa transisi pemerintahan baru yang tercatat pada masa akhir jabatan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,13% dan meningkat pada tahun 2005 menjadi 5,60% pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Eko, kunci utama pertumbuhan ekonomi adalah implementasi kebijakan pemerintah dengan efektif. Kebijakan efisiensi anggaran sebesar Rp 306,69 triliun dinilai tepat, namun pemerintah perlu memiliki strategi jangka panjang dan jangka pendek untuk memastikan pertumbuhan ekonomi terus meningkat ke depan. Rizal Taufikurahman, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, juga menekankan perlunya upaya lebih untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan negara.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius, efisiensi diidentifikasi sebagai faktor dominan dalam strategi pertumbuhan ekonomi. Menurut Rizal, efisiensi mampu menyerap tenaga kerja dan merupakan hal yang paling penting untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 5,03% pada 2024 menjadi 5,2% pada 2025 merupakan tantangan berat, namun hal ini merupakan langkah awal untuk mencapai target yang lebih tinggi seperti 8%. Setiap upaya akselerasi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.