Penurunan belanja konsumen di China, dipicu oleh masalah pengangguran kaum muda dan krisis real estat, telah memicu keprihatinan terhadap berbagai industri termasuk perusahaan minuman keras seperti Pernod Ricard dan Carlsberg. Kedua perusahaan tersebut mengalami penurunan permintaan konsumen di pasar ekonomi terbesar kedua di dunia. CEO Carlsberg, Jacob Aarup-Andersen, menyatakan bahwa permintaan di pasar terbesarnya tetap rendah, yang memberikan tekanan pada volume penjualan dan menjadi tantangan untuk tahun 2025. Sementara itu, Pernod Ricard juga melaporkan penurunan signifikan dalam penjualan di China dan AS. Penurunan ini sebagian besar dipicu oleh bea masuk China atas cognac sebagai balasan atas tarif Uni Eropa. Selain itu, perusahaan lain seperti Canada Goose Holdings, Capri Holdings, dan Colgate-Palmolive juga menghadapi penurunan penjualan yang signifikan di pasar China. Dengan demikian, prospek bisnis di China untuk tahun-tahun mendatang masih menjadi sorotan utama bagi banyak perusahaan internasional.
Pelemahan Ekonomi China Terungkap: Buktinya dari Konsumsi Bir & Miras

Read Also
Recommendation for You
Seorang pria asal Indonesia bernama Jamaludin Taipabu nekat memasuki Singapura secara ilegal untuk mencari penghidupan….
Presiden Prabowo Subianto secara resmi menetapkan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan…
Potret Bandara-Bandara Eropa Lumpuh Terkena Serangan Siber Pada tanggal 21 September 2025, bandara-bandara di Eropa…
Menko Airlangga Hartarto Yudhoyono (AHY) menyebut bahwa bonus demografi, posisi strategis di kawasan Indo-Pasifik, dan…
Protein merupakan nutrisi penting bagi kesehatan tubuh dan salah satu sumbernya adalah daging ayam broiler….