Bandara-bandara paling ekstrem di dunia menawarkan tantangan unik bagi para pilot dan penumpang dalam dunia penerbangan. Dari Princess Juliana International Airport di St. Maarten dengan landasan pacu yang berbatasan langsung dengan pantai hingga St. Helena Airport di pulau paling terpencil di dunia, setiap bandara memiliki ciri khasnya sendiri.
Bandara Princess Juliana terkenal dengan lokasinya yang sangat dekat dengan Pantai Maho, membuat pesawat harus terbang sangat rendah di atas pantai sebelum mendarat. Sementara itu, St. Helena Airport di Pulau St. Helena menghadapi tantangan cuaca ekstrem dan angin kencang, membuat pendaratan di sini sangat menantang.
Barra Airport di Skotlandia menggunakan pantai sebagai landasan pacunya, hanya dapat digunakan saat air laut surut. Gibraltar International Airport memiliki jalan raya utama yang melintas di tengah landasan pacu, menambah tingkat kesulitan bagi pilot. Sementara itu, Tenzing-Hillary Airport di Nepal merupakan gerbang menuju Gunung Everest, dengan landasan pacu yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi.
Di Antartika, Ice Runway di McMurdo Station menggunakan lapisan es sebagai landasan pacu, hanya bisa diakses oleh pesawat tertentu seperti Lockheed C-130 Hercules. Sementara Paro International Airport di Bhutan dikelilingi oleh pegunungan Himalaya dengan landasan pacu yang membutuhkan keterampilan khusus dari pilot.
Tantangan di ketujuh bandara ini menggambarkan bagaimana faktor alam dan lokasi juga memengaruhi keselamatan penerbangan, selain dari teknologi. Dibutuhkan keterampilan tinggi dan pengalaman luar biasa bagi pilot yang harus mendarat atau lepas landas di bandara-bandara ini. Bagi penumpang, pengalaman mendarat atau lepas landas di bandara-bandara ekstrem ini pasti akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan.