Setiap hari, tubuh kita terpapar berbagai zat berbahaya dari makanan, udara, hingga produk yang digunakan. Tanpa disadari, sisa metabolisme, zat kimia dari makanan olahan, dan polusi lingkungan dapat menumpuk di dalam tubuh. Jika zat kimia itu tidak dikeluarkan, racun ini bisa berdampak negatif terhadap kesehatan dan dapat menyebabkan kelelahan, lesu, sakit kepala hingga gangguan kulit. Puasa dikenal sebagai salah satu cara alami untuk membantu tubuh membersihkan diri. Dengan tidak mengonsumsi makanan selama beberapa jam, tubuh mengaktifkan mekanisme perbaikan dan pembuangan zat-zat beracun secara lebih optimal. Proses ini disebut detoksifikasi alami.
Puasa berkontribusi dalam membersihkan tubuh dengan beberapa mekanisme berikut. Pertama, saat tubuh tidak menerima asupan makanan, sistem pencernaan dapat beristirahat dan fokus pada pembuangan zat beracun yang telah menumpuk. Kedua, selama berpuasa, tubuh menggunakan cadangan lemak sebagai sumber energi, membantu mengurangi lemak berlebih sekaligus membuang toksin yang tersimpan di dalamnya. Ketiga, saat tubuh membakar lemak, proses ini menghasilkan keton yang merangsang pembuangan racun melalui urine dan keringat, membersihkan tubuh dari zat berbahaya. Keempat, puasa juga dapat merangsang autophagy, proses di mana sel-sel tubuh membuang komponen yang rusak, memperbaharui diri, mempercepat peremajaan sel, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Untuk mendukung detoksifikasi saat puasa, penting untuk mengonsumsi makanan yang mendukung pembuangan racun dari tubuh seperti bayam, teh hijau, brokoli, bawang putih, alpukat, dan nanas. Selama puasa, sistem pencernaan mendapat waktu istirahat yang cukup, memungkinkan tubuh fokus dalam mengeluarkan racun. Organ seperti hati, pankreas, lambung, dan usus bekerja lebih efektif setelah beristirahat, membantu meningkatkan kesehatan keseluruhan. Dengan mengonsumsi makanan yang mendukung proses detoksifikasi, manfaat puasa bagi tubuh bisa lebih maksimal, membuat tubuh lebih segar dan bertenaga saat menjalani ibadah puasa.
