Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan untuk menempatkan senjata nuklir di luar angkasa, suatu tindakan yang dapat mengancam keamanan global. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar karena senjata pemusnah massal yang ditempatkan di orbit dapat menghancurkan banyak satelit hanya dalam satu serangan. Peringatan ini muncul karena meningkatnya retorika nuklir dari Rusia sejak invasi Ukraina pada Februari 2022. Kekhawatiran semakin meningkat karena aktivitas peluncuran satelit oleh Rusia dan China.
Sementara itu, Komando Luar Angkasa AS juga memberikan peringatan serupa. Mereka telah menyatakan bahwa satu-satunya satelit yang diluncurkan Rusia memiliki kemampuan untuk menyerang satelit lain di orbit rendah Bumi. Jenderal Stephen N. Whiting, Panglima Komando Luar Angkasa AS, mengatakan bahwa AS memiliki pasukan tempur luar angkasa yang sangat terlatih. Di sisi lain, China juga merupakan saingan utama AS dalam dominasi luar angkasa.
Walaupun belum ada bukti publik mengenai upaya Rusia yang disebutkan, kekhawatiran dari berbagai pihak menunjukkan bahwa perlombaan senjata di luar angkasa bukan lagi sekadar spekulasi. Hal ini menimbulkan tuntutan akan respons internasional yang tegas dan kemungkinan adanya perjanjian baru atau mekanisme pengawasan yang lebih kuat terhadap aktivitas militer di luar angkasa. Menyadari situasi ini, langkah-langkah baru perlu dipertimbangkan untuk menjaga keamanan global yang lebih baik.