Berita  

Krisis Ekonomi Negara Kaya Minyak: Presiden Terapkan Darurat

Venezuela Masuki Fase Kritis Krisis Ekonomi, Presiden Nyatakan Darurat Ekonomi

Venezuela kembali terjerumus ke dalam fase kritis dalam krisis ekonomi yang sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Hal ini terjadi karena pendapatan negara dari sektor minyak kembali turun akibat sanksi ekonomi terbaru yang dikenakan oleh Amerika Serikat kepada Presiden Nicolas Maduro atas dugaan kecurangan pemilu. Situasi semakin rumit dengan minimnya kemampuan pemerintah dalam mengambil kebijakan yang responsif, terlepas dari sedikit stabilitas ekonomi pasca-pandemi yang sempat mereka rasakan.

Presiden Maduro segera mengumumkan keadaan darurat ekonomi setelah melihat kondisi memburuk begitu cepat. Langkah ini diambil dengan mengirim dekrit ke Majelis Nasional, yang saat ini dikuasai oleh partai berkuasa, untuk meminta kewenangan darurat guna menyusun langkah-langkah penyelamatan ekonomi. Beberapa langkah tersebut mencakup penghapusan sementara pajak, serta menerapkan mekanisme pembelian wajib produk dalam negeri untuk mendorong substitusi impor.

Meskipun Maduro menyebut kebijakan ini merupakan reaksi atas tarif global yang dipicu oleh kebijakan AS, para ekonom telah mencatat gejala kemerosotan ekonomi jauh sebelum pengumuman tersebut. Setelah pandemi Covid-19, Venezuela sempat mengalami tanda-tanda kebangkitan ekonomi. Pemerintah mulai melonggarkan kontrol harga, memperbolehkan penggunaan dolar AS secara bebas, dan menyuntikkan jutaan dolar ke pasar valuta asing setiap pekan. Hal ini berhasil menahan hiperinflasi hingga tingkat 130.000% pada 2018 dan membawa pertumbuhan ekonomi sebesar 8% di tahun 2022, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).

Namun, kemajuan tersebut hanyalah terpusat di Ibukota Caracas, sementara wilayah lain seperti Maracaibo masih tertinggal dalam perkembangan ekonomi. Perbedaan tajam antara nilai tukar resmi dan pasar gelap membuat bisnis informal menggunakan kurs pasar gelap, menyebabkan lonjakan harga barang. Ekonom memperkirakan inflasi di Venezuela saat ini mencapai 180-200%, yang mengakibatkan daya beli masyarakat terus menurun dan ancaman resesi semakin nyata.

Kondisi ini juga berdampak pada kebijakan upah, dimana pemerintah hanya mampu memberikan gaji minimum sebesar US$1,65 per bulan, ditambah tunjangan bulanan sekitar US$100, namun sedikit perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Para ekonom dan analis menyatakan bahwa situasi ini menyebabkan prospek ekonomi Venezuela semakin suram, dengan kepercayaan warga pada pemulihan ekonomi semakin memudar dan tren migrasi dari negara tersebut terhenti.

Sebagai informasi tambahan, jika ingin melihat video yang relevan dengan topik ini, Anda dapat menonton “Video: Tekanan Inflasi AS Mereda, IHK Maret Turun Jadi 2,4% (YoY)”. Semua informasi ini dihimpun dari berbagai sumber terpercaya dan dapat dilihat lebih lanjut melalui link sumber di bawah ini.

Source link

Exit mobile version