Terdapat beberapa sirkuit Formula 1 yang hanya pernah menjadi tuan rumah grand prix sebanyak satu kali dalam sejarahnya, dan beberapa di antaranya tidak pernah kembali karena berbagai alasan. Sirkuit-sirkuit ini tersebar di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Afrika, dan digunakan oleh F1 untuk mengatasi tantangan seperti pandemi global atau untuk menarik penonton baru. Contoh sirkuit tersebut antara lain adalah Sirkuit Pescara, yang terpanjang tapi hanya digunakan sekali pada 1957. Sirkuit ini memiliki panjang 25,7 km dan terletak di Italia, namun keselamatan pembalap menjadi perhatian utama dalam balapan ini.
Selanjutnya, ada juga sirkuit Ain-Diab di Maroko yang digunakan untuk balapan Grand Prix pada 1958. Meskipun balapan ini sangat menentukan untuk juara tahun itu, risiko yang tinggi dan masalah keamanan membuat sirkuit ini hanya digunakan sekali. AVUS di Jerman adalah sirkuit lain yang tidak lazim, dengan kecepatan tinggi dan tikungan-tikungan tajam yang berbahaya.
Di Portugal, sirkuit Circuito de Monsanto digunakan untuk balapan Grand Prix pada 1959 sebelum akhirnya ditinggalkan karena tata letak dan kondisi konstruksinya yang buruk. Sebring di Amerika Serikat menjadi tuan rumah balapan F1 pada 1959, tetapi masalah pemeliharaan fasilitas membuatnya tidak lagi digunakan.
Hal serupa terjadi di Sirkuit Bugatti di Prancis, yang bukanlah sirkuit yang populer di kalangan pembalap dan penonton, sehingga tidak pernah kembali menjadi tuan rumah F1. Dallas juga mencatat acara buruk pada 1984, dengan kondisi lintasan yang sulit dan kecewa para penonton membuat F1 menghindari sirkuit ini di masa depan.
Donington Park di Inggris berhasil menampilkan pertunjukan yang luar biasa pada 1993, tetapi kurangnya dana untuk meningkatkan fasilitasnya membuatnya tidak lagi digunakan oleh F1. Terakhir, sirkuit Mugello di Italia menjadi sirkuit terakhir yang hanya digunakan satu kali pada 2020, sebelum F1 memutuskan untuk memfokuskan perhatiannya pada sirkuit lain yang lebih sesuai.
