Carlos Sainz Sr sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden FIA mendatang. Beberapa tokoh penting dalam dunia motorsport telah mendekatinya untuk mencalonkan diri sebagai presiden FIA. Carlos Sainz mempertimbangkan secara serius untuk melawan Ben Sulayem, yang masa jabatannya sebagai presiden FIA telah ditempa oleh berbagai kontroversi. Dalam upayanya untuk menjadi presiden, Sainz akan mempresentasikan program yang positif dan konstruktif, memberikan opsi lain kepada delegasi FIA dalam pemilihan presiden yang akan datang. Ben Sulayem terpilih sebagai presiden pada akhir 2021, menggantikan Jean Todt yang telah menjabat selama 12 tahun. Pemilihan presiden berikutnya akan diadakan di Tashkent, Uzbekistan pada 12 Desember. Spekulasi sebelumnya menunjukkan bahwa Susie Wolff akan mencalonkan diri sebagai presiden, namun rumor tersebut tidak terbukti. Kontroversi mengelilingi masa jabatan Ben Sulayem, dengan beberapa tokoh penting meninggalkan badan pemerintahan. Robert Reid, wakil presiden bidang olahraga, keluar dengan alasan “kerusakan mendasar dalam standar tata kelola” dan “keputusan-keputusan penting yang diambil tanpa proses yang semestinya.” Ben Sulayem juga terlibat dalam berbagai sengketa dengan para pereli dan pembalap, mengejutkan dunia motorsport dengan larangan mengumpat. Terlepas dari kontroversinya, Ben Sulayem tetap dihadapkan pada tantangan dalam menjalankan tugasnya.
Selain itu, beberapa tokoh lain diperkirakan akan mencalonkan diri untuk menjegal Ben Sulayem dalam pemilihan berikutnya. Terlepas dari semua permasalahan yang ada, proses pemilihan presiden FIA mendatang akan menentukan arah baru bagi organisasi tersebut. Tension meningkat dalam dunia motorsport, dan kedepannya akan menarik untuk melihat bagaimana dinamika berbagai kepentingan dan konflik akan mempengaruhi penentuan presiden FIA selanjutnya, menjaga stabilitas organisasi dan integritas olahraga tersebut.