Berita  

RI Tambah PLTU Batu Bara 6,3 GW: Tantangan Mengurangi Energi Fosil

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) periode 2025-2034, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 GW hingga 2034. Sekitar 76% dari penambahan kapasitas tersebut akan berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) dan sistem penyimpanan energi seperti baterai dan pumped storage. Namun, pemerintah juga menargetkan penambahan kapasitas pembangkit fosil sebesar 16,6 GW atau 24% dari total tambahan kapasitas pembangkit listrik baru hingga 2034.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa dari total 69,5 GW yang akan ditambahkan, sebanyak 16,6 GW akan dialokasikan untuk pembangkit fosil. Hal ini terdiri dari 10,3 GW pembangkit berbahan bakar gas dan 6,3 GW pembangkit berbahan bakar batu bara. Arthur Simatupang, Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI), menyatakan bahwa pembangkit berbahan bakar fosil masih dianggap realistis mengingat potensi besar batu bara di Indonesia dan harganya yang terjangkau. PLTU Batu Bara masih diperlukan sebagai pembangkit baseload yang harus digantikan oleh Pembangkit EBT.

Menariknya, APLSI memiliki pandangan sendiri terkait target RUPTL 2025-2034. Untuk informasi lebih lanjut, simak dialog antara Shinta Zahara dengan Ketua Umum APLSI, Arthur Simatupang dalam Squawk Box, CNBC Indonesia pada tanggal 27 Mei 2025.

Source link