Setelah konflik selama 12 hari, gencatan senjata antara Israel dan Iran kini berlangsung. Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah perang tersebut benar-benar berakhir dan siapa yang sebenarnya diuntungkan dari eskalasi militer tersebut. Meskipun aktivitas pertempuran sudah berhenti, kedua belah pihak mengklaim kemenangan masing-masing. Iran merayakan “kemenangan besar” dan perlawanan heroik, sementara Israel melihat ini sebagai “kemenangan untuk generasi mendatang.”
Berdasarkan analisis dari Al Jazeera, Israel berhasil merusak target Iran yang signifikan, meski klaim AS mengenai hancurnya fasilitas nuklir bawah tanah Iran belum diverifikasi. Di sisi lain, Iran juga mampu mengubah kalkulasi strategis di kawasan dengan menunjukkan bahwa mereka tidak hanya akan mengandalkan proksi dalam konfrontasi di masa depan.
Para ahli percaya bahwa gencatan senjata ini hanya sebagai jeda, bukan penyelesaian akar permasalahan. Masa depan program nuklir Iran akan menjadi isu krusial yang akan mempengaruhi arah perdamaian. Beberapa kemungkinan jalan ke depan adalah melalui inspeksi PBB terhadap fasilitas nuklir Iran, di mana kekuatan Eropa mungkin dapat berperan sebagai penyeimbang terhadap AS-Israel. Alternatif lain adalah kemungkinan AS kembali bergabung dengan Israel dalam tindakan militer, tergantung pada pembicaraan antara Eropa dan Tehran.
Kedua kemungkinan ini memunculkan pertanyaan mengenai langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Iran dan bagaimana dinamika di dalam negeri mereka akan mempengaruhi keputusan tersebut. Dengan demikian, upaya diplomatis dan negosiasi menjadi krusial untuk mengarahkan ke arah perdamaian yang lebih lanjut.
