Berita  

Tragedi Demo Berdarah: 16 Tewas dalam Bentrok dengan Polisi

Aksi demonstrasi besar-besaran untuk memperingati tragedi unjuk rasa berdarah di Kenya telah berakhir dalam tragedi yang mengejutkan. Sebanyak 16 orang dilaporkan tewas dalam demonstrasi anti-pemerintah yang berlangsung di seluruh negeri pada Rabu (25/6/2025), dengan sebagian besar korban merupakan korban tembakan aparat keamanan. Direktur Eksekutif Amnesty Kenya, Irungu Houghton, mengonfirmasi bahwa 16 orang telah meninggal dunia pada pukul 08.30 malam dan mayoritas korban tewas akibat tindakan polisi. Unjuk rasa tersebut diadakan untuk mengenang peristiwa serupa tahun lalu yang menimbulkan korban jiwa, di mana lebih dari 60 orang tewas setelah parlemen Kenya diserbu oleh massa yang menolak rancangan undang-undang pajak. Warga Kenya turun kembali ke jalan, termasuk di ibu kota Nairobi, dalam demonstrasi yang berakhir dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan, yang mengakibatkan sejumlah luka-luka dan kematian. Kondisi tersebut dipersulit dengan penggunaan kekuatan berlebihan, termasuk peluru karet, peluru tajam, dan meriam air oleh pihak keamanan. Meskipun Presiden Kenya William Ruto telah membatalkan kenaikan pajak yang memicu protes tahun sebelumnya, ketidakpuasan masyarakat tetap terasa, terutama terhadap tindakan brutal aparat keamanan. Demonstrasi juga dipicu oleh kasus kematian seorang blogger dan guru di tahanan polisi, yang telah menimbulkan kemarahan publik dan tuntutan akan keadilan. Semua kejadian ini mewarnai aksi protes yang digelar di berbagai kota di Kenya, menunjukkan ketegangan politik dan ketidakpuasan yang masih mengemuka di tengah masyarakat.

Source link