Seorang pejabat tinggi PBB mengingatkan tentang risiko perluasan operasi militer Israel di Gaza yang dapat menimbulkan “konsekuensi bencana besar”. Hal ini menanggapi pertimbangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menduduki wilayah Palestina sepenuhnya. Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Eropa, Asia Tengah, dan Amerika, Miroslav Jenca, menyatakan bahwa perang tidak akan memberikan solusi untuk konflik di Gaza atau konflik Israel-Palestina secara keseluruhan. Netanyahu, dalam kunjungannya ke fasilitas pelatihan militer, mengungkapkan pentingnya ‘melenyapkan’ musuh di Gaza dan membebaskan para sandera sambil memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.
Selama 22 bulan terakhir, perang telah terjadi dan telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza, dengan peringatan kelaparan yang terus diutarakan oleh berbagai pemerintahan global kepada Netanyahu agar menghentikan perang tersebut. Serangan Israel telah mengakibatkan korban jiwa minimal 61.020 warga Palestina, dan situasi kekerasan masih berlanjut hingga saat ini. Jenca juga menyoroti pembatasan bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza oleh Israel, yang menyebabkan kelaparan di wilayah tersebut.
Selain itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyuarakan pentingnya isu sandera di Dewan Keamanan PBB, dengan Hamas juga diketahui menyandera 251 orang dari Israel, di mana 49 masih ditahan. Saar menyerukan pembebasan segera para sandera mereka. Ini merupakan tantangan yang kompleks yang terus berlanjut di kawasan tersebut.