Munculnya Risiko APBN Indonesia di Tahun Anggaran 2026
Sejumlah risiko fiskal terkait dengan masalah global berpotensi mengganggu APBN Indonesia pada tahun anggaran 2026. Telisa Aulia Falianty, seorang guru besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, mengidentifikasi beberapa risiko yang harus diwaspadai oleh pemerintah. Ketidakpastian ekonomi global menjadi salah satu faktor penentu yang berpotensi mempengaruhi APBN, termasuk kebijakan Trump yang masih menjadi perhatian utama.
Selain itu, tren suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), juga berdampak signifikan terhadap APBN tahun yang akan datang. Kecenderungan perang tarif yang digulirkan oleh AS dan perang dagang di berbagai belahan dunia juga dapat memengaruhi APBN 2026 secara langsung. Risiko ini terutama terkait dengan harga minyak dunia, kurs, dan suku bunga yang berpotensi memberikan tekanan pada kondisi keuangan negara.
Dalam asumsi makro APBN 2026, terdapat beberapa faktor yang harus diperhitungkan, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, kurs mata uang, suku bunga, dan harga minyak mentah Indonesia. Kebijakan mitigasi harus dipersiapkan untuk mengantisipasi potensi deviasi antara asumsi makro dengan realisasi yang ada. Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengurangi dampak fiskal dan mencegah pelebaran defisit APBN secara signifikan dengan mengalokasikan dana cadangan risiko perubahan asumsi dasar ekonomi makro.
Dengan demikian, pemantauan terus menerus terhadap risiko fiskal dan langkah-langkah mitigasi yang tepat perlu diterapkan untuk memastikan stabilitas APBN Indonesia pada tahun anggaran 2026. Pengetahuan mendalam tentang dinamika ekonomi global dan penerapan kebijakan yang responsif akan menjadi kunci dalam menghadapi berbagai risiko yang mungkin muncul di masa mendatang.