Berita  

Prabowo Target Hapus Defisit APBN 2028: Pendapat Ekonom

Presiden Prabowo Subianto memiliki tekad untuk mengurangi defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2027-2028. Dalam penyampaian RAPBN 2026 dan Nota Keuangannya, Presiden Prabowo menyatakan keinginan untuk mendapatkan APBN tanpa defisit sama sekali pada periode tersebut. Meski demikian, para ekonom menilai target ini terlalu ambisius dan sulit dicapai dalam waktu yang singkat.

Menurut Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, wacana APBN tanpa defisit pada tahun 2027-2028 dianggap tidak realistis. Belanja yang besar masih diperlukan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan memperbaiki infrastruktur. Menurutnya, defisit APBN sebesar 2% justru lebih ideal, selagi belanja dilakukan secara optimal dan manajemen utang dilakukan secara hati-hati.

Selain itu, menurut Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, wacana APBN tanpa defisit dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang Keuangan Negara Tahun 2003, defisit dalam APBN tidak dianggap sebagai masalah asalkan tetap terkendali di bawah 3% terhadap PDB. Fungsi defisit ini adalah untuk menjaga APBN tetap menjadi instrumen stimulus ekonomi yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, Economist CORE, Yusuf Rendy Manilet juga menganggap target surplus pada APBN 2029 sebagai sesuatu yang ambisius. Dalam proyeksi APBN 2025, defisitnya sekitar 2,5-2,8% PDB, dan RAPBN 2026 baru menurunkannya menjadi 2,48% PDB. Dengan posisi ini, pemerintah harus melakukan pengeluaran fiskal lebih dari 2,5% PDB agar mencapai surplus dalam kurun waktu kurang dari empat tahun. Salah satu tantangannya adalah penerimaan pajak yang melemah akibat turunnya harga komoditas.

Penurunan harga komoditas dan perubahan tata kelola pajak telah memberikan tekanan tambahan pada target penerimaan pajak yang telah ditetapkan untuk tahun 2026. Untuk mencapai surplus, diperlukan kombinasi reformasi pajak yang agresif, efisiensi belanja, dan pertumbuhan ekonomi yang konsisten. Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mencapai APBN tanpa defisit pada tahun yang akan datang adalah kompleks dan memerlukan langkah-langkah strategis yang tepat.

Source link

Exit mobile version