Pada 12 Desember, pemilihan presiden FIA akan berlangsung di Uzbekistan antara Mohammed Ben Sulayem dan Tim Mayer. Namun, kejutan muncul ketika Laura Villars, seorang wanita berusia 28 tahun, menyatakan niatnya untuk mencalonkan diri juga. Dalam siaran persnya, Villars menyampaikan visinya untuk membuat FIA lebih demokratis, transparan, dan inklusif terhadap wanita dan generasi baru.
Profil publik Villars melesat dalam 48 jam setelah pengumumannya, dengan dukungan yang terus meningkat dari media sosial. Namun, FIA menyatakan bahwa Villars belum secara resmi mencalonkan diri. Pencalonan resmi baru akan dibuka pada 3 Oktober.
Villars telah berbicara dengan berbagai klub di Eropa untuk mendukung pencalonannya. Dia juga menegaskan tujuannya untuk memperkuat peran wanita dalam olahraga motor. Meskipun ada keraguan terkait keberhasilannya, Villars menegaskan bahwa ia memiliki tim profesional yang mendukungnya.
Sejak mengumumkan niatnya, pengikut Villars di media sosial meningkat drastis. Meskipun profil sosialnya menimbulkan keraguan, ia berhasil menunjukkan dedikasinya melalui pencalonan serius ke posisi presiden FIA, meskipun peluangnya dianggap kecil saat ini. Jika Villars terus mengejar niatnya, ia telah membuktikan bahwa penolakannya tidak adil.