Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengirim surat terbuka kepada seluruh anggota NATO untuk menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Trump menegaskan bahwa AS siap memberlakukan sanksi jika aliansi Barat tidak segera menjatuhkan embargo energi terhadap Rusia. Dia mengkritik komitmen NATO dalam konflik Ukraina karena beberapa anggotanya masih membeli energi dari Rusia, yang dinilainya melemahkan posisi negosiasi aliansi. Selain itu, Trump juga menyarankan agar NATO memberlakukan tarif tinggi kepada China, yang dianggap membantu ekonomi Rusia.
Menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA), Turki merupakan pembeli minyak Rusia terbesar ketiga di dunia setelah China dan India. Beberapa negara NATO lain yang masih mengimpor minyak dari Rusia termasuk Hongaria dan Slovakia. Pengamat hubungan internasional dari Atlantic Council, Daniel Fried, menganggap sikap Trump sebagai bentuk tekanan terhadap sekutu-sekutunya.
Unggahan Trump ini muncul di tengah eskalasi militer Rusia di Eropa Timur. Pekan lalu, pasukan Polandia dan NATO menembak jatuh drone Rusia yang melanggar wilayah udara Polandia, dalam apa yang dianggap sebagai serangan terbesar Rusia terhadap Ukraina sejak 2022. Di tengah situasi ini, Trump menegaskan pentingnya memutus hubungan energi antara NATO dan Rusia sebagai langkah untuk mengakhiri konflik.