Pemerintah Jepang terus menangani pasca gempa di wilayah pesisir Barat pulau utama Honshu. Hingga saat ini, otoritas terus melakukan pencarian korban.
Berita sementara yang dihimpun dari AFP, pemerintah setempat melaporkan bahwa jumlah korban tewas sebanyak 30 orang. Angka ini naik cukup signifikan dari data Selasa (2/1/2023) pagi, yang mencatat enam orang tewas.
Sebagian besar korban tewas berada di Wajima, Prefektur Ishikawa. Pemerintah setempat memperkirakan jumlah korban tewas akan terus meningkat.
“Kerusakan yang sangat parah telah dipastikan, termasuk banyak korban jiwa, bangunan runtuh dan kebakaran,” kata Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida setelah pertemuan tanggap bencana.
Gempa terjadi Senin waktu setempat sekitar pukul 16.00. Tayangan berita setempat menunjukkan bagaimana gedung-gedung rubuh, termasuk gedung komersial tujuh lantai.
Citra udara juga memperlihatkan besar kebakaran melanda Wajima sesaat setelah gempa. Kebakaran melalap puluhan bangunan.
Hampir 100.000 warga dievakuasi dan diamankan di gedung olahraga atau stadium gimnastik.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan setidaknya ada 140 getaran terdeteksi sejak gempa pertama. Badan tersebut juga memperingatkan akan adanya gempa kuat dalam beberapa hari ke depan.
Berbagai saksi mata mengungkapkan pengalaman mengerikan mereka. Seorang warga berusia 74 tahun mengatakan bahwa dirinya belum pernah mengalami gempa seperti itu sebelumnya.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan akan membatalkan penampilan Tahun Baru Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako pada hari Selasa setelah bencana tersebut. PM Kishida sendiri menunda kunjungan Tahun Barunya ke Kuil Ise yang dijadwalkan pada hari Kamis.
Menteri Pertahanan Jepang mengatakan bahwa 1.000 personel militer saat ini terlibat dalam upaya penyelamatan. Sekitar 10.000 personel pada akhirnya akan dikerahkan.