Jakarta, CNBC Indonesia – Sengketa wilayah antara China kembali meningkat. Kali ini, Beijing berselisih dengan Vietnam terkait sengketa wilayah Teluk Tonkin.
Ketegangan dimulai ketika China memperluas klaim teritorialnya dengan menetapkan garis pangkalan baru di Teluk Tonkin, yang berada di wilayah Laut Cina Selatan. Departemen Urusan Perbatasan dan Kelautan Kementerian Luar Negeri China mengklaim langkah ini sesuai dengan aturan internasional dan yurisdiksi nasional.
Klaim China ini tumpang tindih dengan klaim Vietnam. Hanoi meminta Beijing untuk mematuhi aturan Garis Dasar UNCLOS 1982, yang dianggap sejalan dengan wilayah teritorial Vietnam.
“Vietnam berpandangan bahwa negara-negara pesisir harus mengikuti Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982 dalam menentukan garis pangkal untuk mengukur lebar laut teritorialnya dan memastikan garis pangkal tersebut tidak merugikan hak-hak dan kepentingan negara lain,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Pham Thu Hang.
“Hanoi telah menyampaikan masalah ini kepada Beijing dan menyerukan mereka untuk menghormati dan mematuhi UNCLOS serta perjanjian yang ditandatangani oleh negara-negara tetangganya pada tahun 2000 mengenai zona ekonomi eksklusif, penentuan batas laut teritorial, dan landas kontinen di Teluk Tonkin.”
Dalam UNCLOS, Garis Dasar digunakan untuk menentukan lebar perairan yang dapat diklaim yurisdiksi penuh oleh suatu negara. Di luar garis pangkal yang berjarak 12 mil laut dari daratan, kapal asing umumnya diberikan hak lintas. Di dalam garis pangkal terdapat perairan pedalaman, di mana kapal asing tidak memiliki haknya.
Menanggapi pernyataan Pham dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri China, juru bicara Wang Wenbin menyatakan bahwa Beijing berhak mengubah status quo di kawasan Teluk tersebut.
“China memiliki hak yang sah dan sah untuk menentukan garis pangkal laut teritorial di Teluk Beibu (Teluk Tonkin),” kata Wang.
Alexander Vuving, seorang profesor di Pusat Studi Keamanan Asia-Pasifik Daniel K. Inouye di Hawaii, percaya bahwa langkah tersebut adalah bagian dari aktivitas ekspansif Beijing di wilayah yang disebut sebagai halaman belakangnya.
“Garis pangkal baru ini membuat Vietnam berhadapan dengan lembaga yang sudah ada,” katanya, seperti dikutip dari Radio Free Asia.
“Hal ini memberi alasan bagi China untuk meragukan perjanjian yang ditandatangani oleh Beijing dan Hanoi pada tahun 2000 dan mendorong perbatasan lebih dekat ke pantai Vietnam.”
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Panas! China-Filipina ‘Ribut’ Gara-gara Laut Cina Selatan
(luc/luc)