portal berita online terbaik di indonesia

Netanyahu Menyatakan Israel Memperluas Perang Arab dengan Serangan Resmi di Sini

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perluasan tujuan perang negara itu Selasa. Dari yang hampir setahun melawan Hamas di Gaza, kini fokus pula pada menggempur Hizbullah di sepanjang perbatasan utaranya dengan Lebanon.

Netanyahu mengklaim tujuannya adalah mengembalikan lagi penduduk di Israel utara yang dievakuasi karena tembakan lintas batas sekutu Hamas, Hizbullah, di Lebanon. Hizbullah sendiri menggencarkan serangan ke Israel sebagai bentuk protes perang Tel Aviv ke wilayah kantong Palestina, Gaza.

“Kabinet politik-keamanan memperbarui tujuan perang,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dimuat AFP, dikutip Rabu (18/9/2024).

“Sehingga mencakup bagian berikut, pemulangan penduduk utara dengan aman ke rumah mereka,” tambahnya.

Meski tidak secara resmi dinyatakan sebagai perang, baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah telah menewaskan ratusan orang. Sebagian besar korban di Lebanon diyakini pejuang Hicbullah sementara di Israel diklaim merupakan tentara dan warga sipil.

Hal sama juga dikatakan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Ia mengatakan “aksi militer” adalah “satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kembalinya masyarakat utara Israel”.

“Kemungkinan untuk mencapai kesepakatan semakin menipis karena Hizbullah terus mengikatkan diri pada Hamas,” kata Gallant mengatakan kepada utusan AS yang sedang berkunjung, Amos Hochstein, dalam sebuah pernyataan dari kantornya, Senin.

Pengumuman ini disampaikan saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan kembali ke Timur Tengah minggu ini. Ia datang kesekian kalinya untuk mencoba menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata yang terhenti untuk perang Israel-Hamas di Gaza.

Hizbullah, didukung oleh musuh bebuyutan Israel di kawasan, Iran, sama seperti Hamas. Kelompok itu mengklaim belasan serangan terhadap posisi Israel pada hari Senin dan tiga serangan lagi pada hari Selasa.

“Tanpa gencatan senjata di Gaza, tidak akan ada kesepakatan mengenai masalah perbatasan dengan Lebanon,” kata konsultan keamanan Le Beck International, Michael Horowitz.

“Tujuan Israel dalam memperluas perang adalah untuk menciptakan zona penyangga di Lebanon selatan”, imbuh Horowitz.

Sementara itu, Wakil kepala Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada akhir pekan bahwa kelompoknya “tidak berniat berperang”. Tetapi “akan ada kerugian besar di kedua belah pihak” jika terjadi konflik habis-habisan.

Di sisi lain, Hamas mengatakan pihaknya bersiap untuk perang lebih lanjut, dengan bantuan dari kelompok bersenjata lain di wilayah Arab. Dalam sepucuk surat kepada sekutu kelompok itu di Yaman, Huthi yang didukung Iran, kepala Hamas Yahya Sinwar mengatakan “telah mempersiapkan diri untuk berperang dalam perang yang melelahkan.”

“Upaya gabungan kami dengan Anda… akan menghancurkan musuh ini dan mengalahkannya”, kata Sinwar.

Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 41.252 orang di Gaza. Selasa malam waktu AS, negara-negara anggota PBB dijadwalkan membahas rancangan resolusi yang menuntut diakhirinya pendudukan Israel atas semua wilayah Palestina dalam waktu 12 bulan.

Referensi: CNBC Indonesia