Sejarah Gerakan Separatis Pasundan: Penemuan dan Wawasan

Pasundan atau Jawa Barat pernah berusaha untuk mencapai kedaulatan sebagai Negara Pasundan setelah Belanda membentuk Republik Indonesia Serikat pada tahun 1948. Negara ini pertama kali berdiri pada tahun 1946 dan proklamasi dilakukan pada tanggal 4 Mei 1947 di Bandung dengan dukungan Belanda, meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Kota Bandung dipilih sebagai Ibukota Negara Pasundan dengan Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema sebagai Presiden. Wiranatakoesoema, yang kemudian menjadi Menteri Dalam Negeri Indonesia, memimpin negara tersebut dengan perdana menteri Adil Puradiredja, Djumhana Wiriaatmadja, dan Anwar Tjokroaminoto.

Ada dua kubu yang berbeda dalam mendukung status Pasundan. Kubu federalis yang dipimpin oleh Moesa Soeria Kartalegawa, didukung oleh intelijen Belanda dan tokoh pro-federalisme, mendirikan Partai Rakyat Pasundan meskipun proklamasi Negara Pasundan tidak mendapat dukungan luas karena reputasi buruk Kartalegawa. Sementara kubu republiken dipimpin oleh Wiranatakoesoema, berhasil mempertahankan Pasundan sebagai bagian dari Indonesia dengan dukungan Soekarno.

Negara Pasundan memiliki beberapa kabinet yang berganti sepanjang sejarahnya. Kabinet-kabinet tersebut terdiri dari berbagai perdana menteri seperti Adil Puradiredja, Djumhana Wiriaatmadja, dan Anwar Tjokroaminoto. Namun, akhirnya pada tahun 1950, tekanan politik dari Belanda membuat Negara Pasundan mengambil keputusan untuk bergabung kembali dengan Republik Indonesia setelah Presiden Wiranatakusumah menyerahkan mandat kepada Parlemen Pasundan. Peristiwa ini menandai akhir dari Negara Pasundan dan penggabungannya kembali ke Indonesia.