portal berita online terbaik di indonesia

Peneliti BRIN Menjelaskan Ancaman El Nino Gorila terhadap Indonesia

Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menjelaskan bahwa ada tanda-tanda bahwa Indonesia bisa terancam oleh fenomena El Nino yang parah. Hal ini terlihat dari hasil kajian dan analisis terbaru yang dilakukan oleh peneliti di Tim Variabilitas, Perubahan Iklim, dan Awal Musim BRIN (TIVIPIAM-BRIN).

Erma mengatakan bahwa saat ini El Nino sudah hampir mencapai tingkat yang kuat. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap intensitas dan durasi El Nino. Dia juga menyebutkan pengalaman El Nino yang terjadi pada tahun 2015 di Indonesia. Pada saat itu, prediksi mengenai El Nino tahun 2015 salah dalam hal durasi dan intensitasnya.

Erma mengatakan bahwa pada tahun 2014, semua model prediksi memperkirakan bahwa El Nino akan terjadi pada akhir musim hujan. Namun, ternyata El Nino tidak terjadi pada tahun itu. Baru pada tahun 2015 El Nino muncul dan intensitasnya mencapai level 2, meskipun banyak orang pada saat itu berpikir bahwa El Nino akan lemah dan berlangsung selama 9 bulan. Namun, kenyataannya El Nino berlangsung selama 18 bulan.

Erma juga menyebutkan pengalaman Ahli El Nino dari NOAA, Michael McPhaden, yang mengatakan bahwa El Nino tahun 2015 tidak bisa dipecahkan dengan menggunakan model prediksi apapun. Hal ini menyebabkan kekhawatiran bahwa fenomena El Nino pada tahun 2023 ini bisa menjadi seperti halnya pada tahun 2015.

Erma menjelaskan bahwa El Nino yang terjadi saat ini muncul lebih awal, sekitar 1 tahun lebih awal, karena dampak perubahan iklim. Tanpa adanya perubahan iklim, seharusnya El Nino baru terjadi pada tahun 2024. Hasil pemodelan yang dilakukan oleh tim TIVIPIAM-BRIN menunjukkan bahwa perjalanan El Nino dimulai dari Samudra Pasifik bagian timur di wilayah Peru. Saat ini suhu yang paling tinggi masih berada di Timur Indonesia, yang menunjukkan bahwa perjalanan El Nino masih panjang. Salah satu model prediksi dari Australia memperkirakan bahwa pada bulan November ini, intensitas El Nino baru mencapai level 2. Namun, masih ada kemungkinan bahwa intensitasnya bisa mencapai level 2,8. Model prediksi dari Jepang juga memberikan hasil yang serupa, yaitu intensitas El Nino di atas level 2.

Erma meminta semua pihak untuk berhati-hati pada tahun 2024 nanti. Saat El Nino mencapai Indonesia, kemungkinan besar akan terjadi kekeringan. Namun, saat ini El Nino belum mempengaruhi Indonesia karena masih ada musim hujan dan siklon tropis. Erma juga mengingatkan agar sektor pertanian siap menghadapi masa-masa sulit pada tahun 2024 setelah musim hujan berakhir. Meskipun masih ada hujan, tetapi setelah hujan hariannya akan terjadi masa kering yang berlangsung cukup lama.

Exit mobile version